Mohon tunggu...
Sofiandy Zakaria
Sofiandy Zakaria Mohon Tunggu... Dosen - Pensiunan PNS Badan Pengembangan SDM Dep. KIMPRASWIL/ Dep. PU. Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP-UMJ 1989-2022. Dosen Fakultas Psikologi UIN Jakarta 2007-2022

Menulis ,Olah raga berenang dan jalan kaki

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Fatamorgana Dialog di Era Teknologi Digital

4 Agustus 2023   07:30 Diperbarui: 5 Agustus 2023   00:39 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak keseharian ayah, ibu dan anak-anak disibukkan di dalam dunianya masing-masing. Kesempatan dan suasana dialog terkesan menjadi sangat langka. Kesempatan di hari-hari libur pun sering dirampas oleh kegiatan-kegiatan sosial lain, yang cenderung lebih mengutamakan kesenangan masing-masing pribadi. Kearifan, keindahan, kemesraan dan keharmonisan dialog antar-orang yang dikasihi yang semestinya terjadi dan dikuatkan di dalam setiap keluarga inti terkesan sudah menjadi hayalan, atau layaknya fatamorgana.

Kenyataan dialog antar-anggota keluarga sudah berubah hampir total, sudah banyak ditinggalkan karena masing-masing asyik berdialog yang dipandu oleh konten-konten youtube atau produk-produk Google lainnya di telepon-telepon pintar dan media digital lainnya.

Niat ikhlas terbuka saling berbagi pendapat, pengalaman dan ilmu berbagai pengetahuan lainnya melalui dialog menuntut perubahan mental yang kuat dan ajeg. Berbanding lurus dengan segala upaya realisasinya.

Namun praktik dialog ideal seperti itu bukan perkara mudah, bahkan hampir tidak mungkin dalam merealisasikannya.

Menurut Icek Ajzen dan Martin Fishbein yang menciptakan Theory of Reason Action (TRA) di tahun 1975, bahwa niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu dipengaruhi oleh dua penentu dasar, yaitu sikap (attitude towards behavior) dan pengaruh sosial, atau norma subyektif (subjective norm). Teori ini tentu masih relevan untuk mengkaji lebih lanjut tentang sikap dialog kita dewasa ini, yang semakin dinamis dan kompleks.

Niat dan sikap saja bisa jadi ambyaaar atau cerai berai berantakan, bila pengaruh norma-norma subyektif dalam relasi sosial di jagat maya dan dunia nyata masyarakat kekinian lebih kuat dan dominan ketimbang niatnya,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun