Mohon tunggu...
Sofiana Arifin
Sofiana Arifin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

élève.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Orang Temperamental Aneh? Kenali Lebih Jauh Yuk tentang Temperamental!

23 Juni 2021   15:29 Diperbarui: 23 Juni 2021   15:51 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pernahkah kalian melihat seseorang yang membanting benda disekitarnya, memaki orang tanpa melihat situasi, atau bahkan melakukan kekerasan pada orang lain saat sedang marah? Kondisi seperti ini biasa disebut temperamental. Mungkin bagi sebagian orang istilah ini cukup familiar atau tidak asing, namun bagi sebagian yang lain kondisi ini cukup menakutkan. Tidak sedikit orang yang melihat individu temperamental memilih menjauh dan acuh. Karena jika ditegur, mereka takut individu tersebut semakin terpancing dan melakukan hal yang tidak diinginkan. Lalu apa itu temperamental?

Setiap orang memiliki temperamen (karakter/sifat) yang berbeda. Dalam psikologi, temperamen merupakan gaya perilaku dan karakteristik seorang individu dalam merespons sesuatu. Menurut Jerome Kagan, ahli psikologi perkembangan di Universitas Harvard, sekurang-kurangnya ada 4 jenis temperamen pada manusia. Masing-masing temperamen disebabkan oleh kegiatan otak yang berbeda-beda. Meskipun temperamen adalah hal bawaan dari keluarga, setiap anak dalam satu keluarga bisa mempunyai jenis temperamen yang berbeda. Temperamen individu ada yang sehari-harinya tenang dan mudah berdaptasi, ada yang mudah sedih, dan ada pula yang mudah marah. Individu yang bertemperamen mudah marah dikenal dengan temperamental. Sikap ini sangat sulit untuk diubah karena sudah melekat pada diri seseorang sejak lahir dan keturunan dari orang tua.

Meski karakter ini merupakan bawaan dari lahir, karakter ini juga tidak jarang dipengaruhi oleh faktor dari luar, salah satunya adalah faktor lingkungan keluarga. Sikap individu yang temperamental bisa disebabkan karena pola asuh orang tua serta hubungan dalam keluarga. Contohnya, seorang anak yang terlahir dengan temperamen ceria, kemudian ia tumbuh menjadi anak yang bertemperamen pemarah (temperamental). Hal ini dikarenakan ia tumbuh dalam keluarga yang kurang harmonis, orang tuanya sering bertengkar atau bahkan melampiaskan amarahnya pada anak mereka (istilah yang sering digunakan oleh remaja zaman sekarang adalah "broken home"). Sehingga anak tersebut mencontoh apa yang dilakukan orang tuanya, termasuk ketika marah. Dengan tidak adanya pengendali dari dalam atau luar diri anak tersebut, sifat kasar dan pemarah akan terbawa sampai dewasa.
Mungkin dipikiran kalian terlintas pertanyaan "Sifat temperamental itu cenderung diturunkan oleh gen ayah atau ibu sih?". Banyak teori yang mengatakan bahwa sifat pemarah seorang anak diturunkan oleh ayahnya. Untuk membuktikannya, dilansir dari hellosehat.com, pada tahun 2018 dilakukan sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal The Psychiatric Quarterly tentang hubungan antara sifat anak usia 3-6 tahun dengan kepribadian ayahnya. Penelitian tersebut melibatkan 200 orang tua yang membesarkan anak dalam rentang usia tersebut. Para peserta diminta untuk mengisi kuisioner. Para ayah akan menjawab pertanyaan seputar kepribadian mereka dan anaknya, sedangkan para ibu mengisi tentang kebiasaan anak mereka. Hasilnya, ternyata perilaku dan kepribadian yang dimiliki seorang ayah memang memengaruhi watak anak mereka. Namun, anak-anak itu mewarisi sifat ayah mereka berdasarkan apa yang mereka lihat selama ini. Misalnya, seorang ayah yang pemarah dan tidak suka diatur akan memengaruhi sikap anaknya. Ketika diwawancara, anak akan meniru bagaimana tindakan ayahnya saat orang lain mengaturnya. Namun, untuk memastikan apakah gen ayah lebih dominan dalam diri anak, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
Karakter temperamental ini identik dan digambarkan dengan individu yang suka marah-marah. Lalu, apakah temperamental berdampak pada kesehatan? Jawabannya adalah iya. Berikut beberapa akibat yang ditimbulkan dari temperamental terhadap kesehatan dilansir dari sehatq.com.

1. Risiko serangan jantung

Sebuah studi menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki sifat temperamental, memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena penyakit jantung dibandingkan dengan mereka yang jarang marah. Bahkan, risiko seseorang mengalami serangan jantung bisa naik sebanyak 2 kali lipat pada dua jam setelah ledakan amarah.

2. Gangguan pernapasan

Studi yang dilakukan pada sekitar 600 pria selama delapan tahun menunjukkan bahwa responden yang amarahnya berubah secara terus-menerus, memiliki kapasitas paru-paru yang lebih buruk dan mengalami peningkatan risiko masalah pernapasan. Studi ini memercayai adanya peningkatan hormon stres pada saat seseorang merasa marah sehingga bisa menyebabkan peradangan pada saluran udara. Selain itu, peningkatan hormon stres juga dapat memicu beragam penyakit lainnya, seperti perubahan metabolisme tubuh, insomnia atau gangguan tidur, depresi, meningkatnya rasa cemas, sakit perut, atau bahkan stroke.

Setelah mengetahui fakta bahwa temperamental bisa berdampak buruk pada kesehatan, muncul pertanyaan baru mengenai apakah temperamental bisa sembuh atau bahkan hilang? Kemungkinan hilangnya sifat ini sangat kecil, karena seperti yang sudah dibahas, temperamental sebagian besar adalah bawaan dari lahir. Namun kalian jangan cemas, karena walaupun tidak bisa dihilangkan, sifat ini bisa dikendalikan dengan cara dibawah ini.

1. Berolahraga

Olahraga tak hanya baik untuk kesehatan tubuh, olahraga juga dapat membantu meningkatkan kontrol diri, termasuk amarah. Olahraga mengeluarkan hormon endorfin yang dapat membuat diri merasa lebih baik dan memberikan efek menenangkan. Olahraga ringan bisa dilakukan secara sederhana di rumah dan dalam waktu singkat, seperti 30 menit dalam sehari.

2. Mindfullness

Mindfulness atau meditasi dapat membantu mengendalikan respons terhadap hal yang dapat memicu amarah. Hal ini bisa dilakukan dengan pergi ke ruang yang sepi dan duduk, lalu tutup mata dan rasakan sensasi fisik ketika marah, seperti detak jantung yang cepat atau rahang yang terkatup. Tarik napas dalam-dalam, lalu hembuskan perlahan. Ulangi beberapa kali hingga amarah terasa mulai mereda.

Dalam perspektif Islam, marah merupakan sifat bawaan yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia untuk membedakan dengan malaikat dan setan. Dimana malaikat tidak memiliki nafsu amarah, setan bergelimang dengan marah dan manusia diantaranya, karena Allah memberikan akal dan nafsu. Sehingga marah merupakan tabiat yang tidak akan hilang namun mampu dikendalikan agar tidak menimbulkan dampak negatif yang membahayakan dirinya dan orang lain. Dalam pendekatan religius ada 4 pemicu emosi yaitu: kemarahan, syahwat, kecemasan dan kenginan/nafsu. 4 hal tersebut merupakan sifat dasar yang dimiliki manusia, sehingga jika tidak dapat dipenuhi dapat meningkatkan gejolak emosi sehingga mendorong seseorang untuk mencari keseimbangan dalam memenuhi tuntutan tersebut.

Rambu-rambu agama telah mengajarkan kita agar mengendalikan amarah dengan cara yang telah dituntunkan oleh wahyu dan tuntunan Rasulullah. Pengendalian marah merupakan suatu cara dalam mengarahkan dan mengontrol nafsu yang merusak diri dan membuat kehancuran. Sifat  emosional  merupakan nafsu amarah yang mengarah kepada kejahatan (Q.S. Yusuf, 12:53), sedangkan nafsu Lauwammah merupakan nafsu yang menjadikan diri kita menyesal setelahnya (Q.S.Al Qiyamah, 75:2). Rasulullah SAW bersabda: "Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi mereka  mampu menahan nafsu amarahnya".

DAFTAR PUSTAKA

Azmi, Nabila. (2021). Apakah Benar Sifat Pemarah Anak Menurun dari Ayahnya?. Dikutip dari https://hellosehat.com/parenting/remaja/kesehatan-mental-remaja/anak-mewarisi-sifat-pemarah-ayah/

Hapsari, Annisa. (2021). Alasan Seseorang Tempramental dan Cara Meredam Ledakan Amarahnya. Dikutip dari https://hellosehat.com/mental/gangguan-mood/tempramental/

Lestari, Karlina. (2020). Sifat Temperamental Bisa Jadi Bumerang bagi Kesehatan Anda. Dikutip dari https://www.sehatq.com/artikel/sifat-temperamental-bisa-jadi-bumerang-bagi-kesehatan-anda

Utama, Warta. (2014). Penyebab Marah dan Penyelesaiannya dalam Islam. Dikutip dari https://uad.ac.id/id/penyebab-marah-dan-penyelesaiannya-dalam-islam/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun