Mohon tunggu...
S.Hanna.
S.Hanna. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu..

Wiraswasta, ibu rumah tangga, senang membaca tentang politik dan dunia usaha serta berita dunia.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Crazy Rich Asian, Tidak Mewakili Asia

5 Mei 2022   08:58 Diperbarui: 5 Mei 2022   08:59 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu adegan mewah Crazy Asians .FOTO: Courtesy of Warner Bros Pictures

Crazy Rich adalah istilah bagi  orang kaya lebih identik kepada yang muda  Pengganti Konglomerat.

Istilah Crazy Rich mungkin baru saja muncul setelah film laris Crazy Asians muncul di layar kaca bioskop. Di Indonesia akhirnya muncul  istilah Crazy Rich Surabaya, Bandung, Semarang dan sebagainya.

Pikiran awam saya mengira Crazy Rich adalah orang kaya tapi berbuat yang aneh aneh dengan kekayaannya.

Seperti muncul berita di media Indonesia seorang Crazy Rich  memborong tiket untuk pesawat karena tak ingin tertular Covid-19 yang sedang  terjadi dan protokol kesehatan ketat. 

Jika dikaitkan dengan kata Crazy (gila gilaan) mungkin ini cocok.

Tapi istilah crazy rich sudah jadi pengertian orang kaya atau konglomerat seperti yang kita baca di ensiklopedia.

Namun ketika kita menonton film Crazy Rich Asians, kita tidak melihat ada hal hal yang gila gilaan dilakukan di film ini kecuali pesta.

Hanya sebuah kisah romantis dari Rachel Chu (Constance Wu) berpacaran dengan Nick Young yang biasa biasa saja ternyata orang yang sangat kaya.

Si gadis terjebak dalam keadaan dimana ia harus memutuskan dirinya sendiri ketika keluarga kaya tidak menginginkannya.

Kita apresiasi ketika sebuah studio TV swasta nasional menampilkan film laris Crazy Rich Asians di awal Idul Fitri.

Dari novel Kevin Kwan, film ini menampilkan orang orang berduit dipesta lajang   saling mengungguli satu  sama lain.

Salah satu adegan mewah Crazy Asians .FOTO: Courtesy of Warner Bros Pictures
Salah satu adegan mewah Crazy Asians .FOTO: Courtesy of Warner Bros Pictures
Setiap adegan dirancang dengan  cermat dalam kemewahan. Dalam Crazy Rich Asians cuma Nenek Nick yang mengenakan apa yang dapat dianggap sebagai pakaian tradisional Asia.

Mengulangi  kejutan besar di box office di Amerika Serikat  film ini adalah komedi romantis  Crazy Rich Asians' Rachel Chu (Constance Wu) wanita China Amerika tinggal di New York. Pacarnya Nick Young si kaya  orang tuanya tinggal di Singapura adalah lelaki rendah hati.

Crazy Rich   mempertahankan tempat nomor 1  paling laris di  Amerika Utara dengan meraup dana 25 juta dolar.

Adaptasi buku terlaris Kevin Kwan diperankan hanya  oleh aktor asal Asia dan bukan aktris Hollywood.

Konon Netflix  berada di balik produksi ini dan mengajukan tawaran hebat untuk mempertahankan hak distribusi. 

'Crazy Rich Asians'  mendukung keragaman di industri  membawanya ke bioskop. Film ini    disutradarai oleh Jon M. Chu . 

Seperti yang terlihat, banyak sekali gaun desainer, momen over-the-top, dan tampilan kemewahan di Crazy Rich Asians .

Adegan  menonjol: Peik Lin Goh (diperankan oleh Awkwafina) dan Oliver T'sien (Nico Santos)  model untuk Rachel Chu (Constance Wu),  seorang profesor ekonomi NYU  menjadi kekuatan mode kelas atas yang tak kenal takut.

Ada beberapa tarian, keributan, mode warna-warni  dan adegan yang menyentuh.

Rachel Chu  terlibat dengan ibu pacarnya, Eleanor Young (diperankan oleh Michelle Yeoh)

Beberapa kritikus memuji film tersebut karena membentuk citra stereotip orang Asia untuk penonton Eropa dan Amerika, "mendukung Cina".

Kritikus berpendapat bahwa film tersebut menempatkan orang Tionghoa di puncak masyarakat.

Orang kulit coklat diabaikan, misalnya dalam film, penjaga gerbang mansion adalah orang India, dan beberapa pelayan orang Melayu.

Sebaliknya, hampir semua orang yang menghadiri pesta cantik dengan kostum lengkap adalah orang China. Tidak adakah orang kaya bukan orang China di Asia?

Seharusnya nama asli film tersebut dalam bahasa Inggris adalah "Crazy Rich Chinese" atau paling banter 'Crazy Rich" Singapore.

Tapi Singapore juga mengkritiknya, penulis Singapura-India Sangeetha Thanapal berkomentar: " pemeran karakternya hampir seluruhnya adalah orang China.

Hanya beberapa orang kulit coklat yang muncul di film tersebut, Memainkan peran pendukung kecil dalam melayani orang Cina kaya. Sebagai penjaga pintu gerbang dan pelayan di rumah orang kaya, mengulang kritik film ini.

Faktanya jumlah orang kulit coklat merupakan bagian terbesar dari total populasi benua Asia, tetapi orang Asia Timur menempati kekuatan untuk membangun imajinasi identitas Asia di film ini. 

Di Singapura, sekitar 70% dari penduduk lokal adalah Cina, lebih dari 15% adalah Melayu, dan 6,6% lagi India.

Crazy Rich Asians sebenarnya secara tidak langsung memperkuat stereotip "Asia sama dengan Cina".

Apakah hanya ada orang Cina kaya saja di Asia atau di Singapura?  Karena orang melayu ( kaya ) dan India kaya tidak ada yang tampil di film itu.

Itu adalah sebuah kritik dari penonton Singapura sendiri dan tentunya juga dirasakan oleh penonton Asia lainnya.

Film Crazy Rich tidak mewakili adanya orang Asia apalagi Asia Tenggara. Bisa jadi akan timbul anggapan orang kaya Asia seluruhnya China, meski mungkin sedikit ada benarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun