Mohon tunggu...
S.Hanna.
S.Hanna. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu..

Wiraswasta, ibu rumah tangga, senang membaca tentang politik dan dunia usaha serta berita dunia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Opini Negara Lain, Ibu Kota Pindah

10 April 2022   16:30 Diperbarui: 10 April 2022   16:33 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau kita lihat, berita dari luar negeri pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta rata rata mengatakan karena Jakarta  sepertiga wilayahnya, akan tenggelam oleh laut disamping sudah terlalu padat, transportasi,kesemrawutan dan banjir  

Tenggelam karena naiknya permukaan laut, mungkin mengambil interprestasi dari peneliti Scott Kulp dan Benjamin Straus di PBB.

Dia mengatakan, lebih dari 70% orang yang terdampak tinggal di delapan negara,yakni China, Bangladesh, India, Vietnam, Indonesia (Jakarta), Thailand, Filipina, dan Jepang akan terdampak  oleh air laut.

Guardian menulis, beban yang dipikul Jakarta saat ini terlalu berat sebagai pusat pemerintahan, bisnis, keuangan, perdagangan dan jasa sehingga harus pindah.

Jakarta juga berjuang di bawah beban lingkungan yang besar sementara area di utara, termasuk tembok-tembok laut yang dirancang untuk melindunginya, turun sekitar 25 cm per tahun.

Outeastasia.com juga menulis dengan catatan berita tentang bagaimana Jakarta tenggelam ke luar tingkap yang bermanfaat tahun 2050

Asean Brifing tanggal 22 Januari 2022 juga menulis hal yang sama  turunnya permukaan tanah diperkiraan 25 cm per tahun .

Menurutnya sekitar 25 persen dari ibu kota bisa tenggelam pada tahun 2050 dan bisa lebih luas dengan dampak perubahan iklim.

Latimes atau Long Angeles Times dalam berita tanggal 22 Januari 2022 memberi komentar  yang sama terhadap Jakarta berpenduduk sekitar 10 juta orang .

Ia menggambarkan Jakarta  sebagai kota yang paling cepat tenggelam di dunia, diperkirakan 1/3 wilayahnya pada tahun 2050.

Mereka lupa, bahwa Jakarta masih merencanakan masa depan dan diproyeksikan menjadi kota terbesar di dunia. 

Dalam catatan ensiklopedia,  Jakarta menjadi ibu barusepanjang sejarah secara de facto menjadi ibu kota Republik Indonesia 17 Agustus 1945 sudah beberapa kali pindah karena situasi dan kembali lagi ke Jakarta 

Jakarta seringkali dilanda Banjir: Foto Reuter.
Jakarta seringkali dilanda Banjir: Foto Reuter.

Tanggal 04 Januari 1946 ibu kota dipindahkan ke Yogyakarta karena sedang gawat agresi Belanda.

Setelah itu tanggal 19 Desember 1948 ketika Yogyakarta diduduki oleh militer Belanda selama Operasi Kraai, dipindah menjadi pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) ke Bukittinggi 06 Juli 1949.(Payakumbuh?)

Sjafruddin Prawiranegara resmi membubarkan pemerintahan darurat pada tanggal 13 Juli 1949 dan kembali ke Yogyakarta tetap menjadi ibu kota Negara Republik Indonesia yang merupakan negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat yang dibentuk pada tanggal 27 Desember 1949. 

Jakarta menjabat sebagai ibu kota federal.17 Agustus 1950 dengan menjadi RIS

Republik Indonesia Serikat dibubarkan oleh Presiden Sukarno, dan Jakarta sekali lagi menjadi ibu kota de facto Republik Indonesia.

28 Agustus 1961 Jakarta menjadi ibu kota de jure Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 1961.

Kemudian diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1964.paling lambat 16 Agustus 2024 Nusantara.

Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur .

Sebagian dari Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara akan diambil alih kota baru tingkat provinsi yang direncanakan akan diresmikan paling lambat tanggal  16 Agustus 2024.

Pulau Kalimantan dimiki tiga negara yaitu Malaysia, Brunei Darusalam dan Indonesia.  

Jakarta, menjadi tantangan bagi gubernur saat ini Anies Baswedan dan gubernur selanjutnya agar ramalan sepertiga dari wilayah Jakarta tidak tenggelam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun