Mohon tunggu...
S.Hanna.
S.Hanna. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang ibu..

Wiraswasta, ibu rumah tangga, senang membaca tentang politik dan dunia usaha serta berita dunia.

Selanjutnya

Tutup

Money

Kita Masuk ke Stagflasi

1 April 2022   11:48 Diperbarui: 1 April 2022   11:52 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenaikan dramatis dalam harga energi ini adalah contoh klasik dari stagnasi, karena biaya produksi dan transportasi meningkat.  

Perkembangan seperti itu terjadi selama krisis minyak tahun 1970-an. Lonjakan harga energi di sektor ekonomi mengakibatkan PHK dan kenaikan harga untuk mengimbangi kerugian, sementara pekerja yang tersisa membutuhkan upah yang lebih tinggi karena inflasi yang meluas.

Stagflasi terakhir kali disebutkan dalam konteks krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi virus corona.
Indonesia jelas sudah dibayang bayangi Stagfkasi.

Dalam Wikipedia juga dijelaskan,  dalam makroekonomi, adalah periode stagflasi adalah ketika inflasi dan konstraksi  yaitu, menurunnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pengangguran, yang sering terjadi pada masa resesi (terjadi secara bersamaan.)

Istilah stagflasi pertama kali disebutkan oleh United Kingdom Chancellor of the Exchequer Iain MacLeod dalam pidatonya di hadapan parlemen pada tahun 1965.

"Stag" berasal dari suku kata pertama "Stagnasi", yang merujuk pada menurunnya kondisi ekonomi, sementara "flasi" berasal dari suku kata kedua dan ketiga "inflasi", yang merujuk pada naiknya harga barang-barang secara umum dan terjadi secara terus menerus.

Sudah bersiapkah kita memasuki Stagflasi.

Pemerintah sudah harus tanggap dengan memperbanyak lapangan kerja dan tidak lagi melihat kepada proyek "hura hura" atau kalau dulu disebut mercusuar.

Jika Pemerintah tidak mampu, mari  kita kencangkan ikat pinggang.
   
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun