Kenaikan dramatis dalam harga energi ini adalah contoh klasik dari stagnasi, karena biaya produksi dan transportasi meningkat. Â
Perkembangan seperti itu terjadi selama krisis minyak tahun 1970-an. Lonjakan harga energi di sektor ekonomi mengakibatkan PHK dan kenaikan harga untuk mengimbangi kerugian, sementara pekerja yang tersisa membutuhkan upah yang lebih tinggi karena inflasi yang meluas.
Stagflasi terakhir kali disebutkan dalam konteks krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi virus corona.
Indonesia jelas sudah dibayang bayangi Stagfkasi.
Dalam Wikipedia juga dijelaskan,  dalam makroekonomi, adalah periode stagflasi adalah ketika inflasi dan konstraksi  yaitu, menurunnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pengangguran, yang sering terjadi pada masa resesi (terjadi secara bersamaan.)
Istilah stagflasi pertama kali disebutkan oleh United Kingdom Chancellor of the Exchequer Iain MacLeod dalam pidatonya di hadapan parlemen pada tahun 1965.
"Stag" berasal dari suku kata pertama "Stagnasi", yang merujuk pada menurunnya kondisi ekonomi, sementara "flasi" berasal dari suku kata kedua dan ketiga "inflasi", yang merujuk pada naiknya harga barang-barang secara umum dan terjadi secara terus menerus.
Sudah bersiapkah kita memasuki Stagflasi.
Pemerintah sudah harus tanggap dengan memperbanyak lapangan kerja dan tidak lagi melihat kepada proyek "hura hura" atau kalau dulu disebut mercusuar.
Jika Pemerintah tidak mampu, mari  kita kencangkan ikat pinggang.
 Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H