Mohon tunggu...
Sofia Musyarrafah
Sofia Musyarrafah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seorang kompasianer cilik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Skizofrenia Paranoid "A Beautiful Mind"

2 Desember 2014   13:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:16 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah film berjudul A Beautiful Mind sebenarnya sudah saya bahas pada tulisan saya sebelumnya. Dalam tulisan tersebut saya menjabarkan ringkasan alur cerita dan penjelasan PPDGJ III untuk menggambarkan gangguan skizofrenia yang diderita sang tokoh utama, yakni John Nash yang diperankan oleh Russell Crowe.

Nah, sedangkan pada tulisan ini saya akan menggambarkan secara lebih detail mengenai tipe skizofrenia yang dialami John. Tipenya adalah skizofrenia paranoid. Gangguan skizofrenia tipe paranoid menurut APA (dalam Nevid, 2003) bercirikan fokus terhadap satu atau lebih waham atau adanya halusinasi auditoris yang sering. Waham yang dialami oleh orang dengan gangguan skizofrenia sering kali mencakup tema-tema kebesaran, persekusi (penyiksaan), atau kecemburuan. Namun, mereka tidak memiliki hambatan dalam perilaku dan komunikasi. Terbukti bahwa John dalam film ini tetap nampak normal karena sebagai seorang mahasiswa ia dapat berkomunikasi dengan baik.

Awalnya, John memiliki halusinasi mengenai beberapa orang yang sebenarnya tidak nyata. Pertama adalah seorang “teman khayalan”-nya bernama Charles Herman yang mengaku sebagai teman sekamarnya di asrama kampus. John menerimanya dengan baik dan mereka berteman sangat akrab. Kemudian ketika John telah mendapat gelar doktor, ada seseorang yang mengaku sebagai pengawas suatu proyek rahasia yang bekerja untuk pemerintahan bernama William Parcher. Ia meminta John bekerja untuknya dengan memecahkan kode-kode rahasia agen musuh yang ada di dalam surat kabar atau majalah. Hal ini membuat John harus bekerja sangat keras untuk memecahkan kode dan hampir melupakan pekerjaannya sebagai dosen. Orang ketiga adalah Marcee, keponakan dari Charles yang membuat seakan-akan mereka (Marcee dan Charles) semakin nyata.

Bekerja sebagai pemecah kode rahasia untuk pemerintahan tentu membuat John merasa selalu diintai bahaya. Akibatnya, kehidupan John menjadi tegang dan perilaku paranoidnya pun semakin menjadi-jadi. John sangat marah ketika seorang psikiater menemuinya secara tiba-tiba. John seketika menuduh psikiater tersebut sebagai agen Rusia yang merupakan musuh dari pemerintahannya. John akhirnya dibawa ke RSJ (rumah sakit jiwa) oleh sang psikiater dengan membiusnya terlebih dahulu. Itulah salah satu contoh waham persekusi yang dialami oleh John. Ia meyakini bahwa psikiater tersebut mencoba menangkap dan menyakitinya.

Berbagai peristiwa telah dialami John ketika masih terbawa dengan halusinasinya. Mulai dari berbicara sendiri hingga hampir membunuh istri dan anaknya. Namun, Alicia (istrinya) tetap setia mendampinginya dengan penuh harapan atas kesembuhan John. Singkat cerita, John mengakui bahwa Charles, Marcee, dan William tidak nyata ketika ia sadar bahwa Marcee tidak pernah tumbuh dewasa. Selama bertahun-tahun Marcee tetap anak kecil dan memakai baju yang sama. Begitu pula dengan Charles dan William yang tidak tumbuh menua.

Akhirnya dengan pengobatan yang ia jalani, John tetap tidak bisa menghilangkan ketiga orang tersebut dari penginderaannya. Namun, John menjalani kehidupannya sehari-hari tanpa menghiraukan ketiganya. Meskipun mereka selalu “menghantui”, namun John telah sadar tentang hal yang nyata dan yang tidak. Sehingga terlihat bahwa John sembuh karena kesadaran dirinya sendiri. Memang terbukti sangat sulit menyembuhkan gangguan ini, hingga ada referensi yang menyebutkan bahwa gangguan ini tidak dapat disembuhkan. Itulah yang sering diyakini orang gangguan skizofrenia bahwa mereka sembuh bukan dari pengobatan medis ataupun psikologis, namun dengan kekuatan mereka sendiri.

Semoga bermanfaat, amiin :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun