Mohon tunggu...
SOFI AISYAH RAMADHANI
SOFI AISYAH RAMADHANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memiliki hobi mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memperkaya Kosakata Anak SD Melalui Keajaiban Puisi

6 Desember 2024   00:16 Diperbarui: 6 Desember 2024   00:25 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemampuan berbahasa, khususnya dalam memperkaya kosakata, menjadi salah satu fondasi penting dalam perkembangan kognitif siswa sekolah dasar (SD). Salah satu media yang efektif untuk mendukung pembelajaran kosakata adalah puisi. Sebagai karya sastra yang mengedepankan pilihan kata dan ekspresi, puisi memberikan peluang besar untuk menstimulasi kemampuan bahasa anak. Berikut adalah pembahasan mengenai peran puisi dalam membantu anak SD memperluas kosakata, disertai dengan berbagai metode pengajaran inovatif.

Puisi menghadirkan susunan kata yang kaya dengan makna, ritme, dan imaji. Ketika anak-anak membaca atau menulis puisi, mereka dapat menambah wawasan dengan berbagai bentuk kata dan frasa yang mungkin jarang ditemukan dalam bahasa sehari-hari. Hal ini dapat membantu mereka mengenali sinonim, antonim, serta ekspresi baru yang memperkaya wawasan bahasa mereka. Lebih dari itu, struktur puisi yang terorganisir dengan bait, irama, dan rima memberikan suasana belajar yang menyenangkan dan menantang, sehingga motivasi belajar dapat meningkat (Gunadi dkk, 2023).

Sayangnya, banyak siswa SD merasa bahwa menulis atau membaca puisi adalah kegiatan yang sulit. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kurangnya pembelajaran kreatif, terbatasnya media yang menarik, serta minimnya bimbingan guru dalam membangun imajinasi siswa. Selain itu, sebagian siswa cenderung bosan jika proses pembelajaran terlalu berfokus pada teori tanpa aktivitas interaktif (Fitria dan Kurniawan, 2021).

Tantangan tersebut dapat dihadapai dengan berbagai metode pembelajaran yang inovatif sehingga anak menjadi lebih tertarik dengan puisi. Metode pembelajaran inovatif ini dapat berupa pembelajaran experiential learning, menggunakan media audio-visual dan bersifat interaktif serta menggunakan pendekatan proses dalam pengajarannya. Pembelajaran experiential learning membuat siswa terlibat dalam pengalaman langsung yang sesuai dengan tema puisi yang akan mereka tulis (Gunadi dkk, 2023). Proses ini mencakup empat tahapan berupa pengalaman konkret, refleksi, konseptualisasi abstrak, dan percobaan aktif. Misalnya, guru dapat mengajak siswa ke taman, museum, atau acara seni. Disana siswa dapat mengamati apa saja yang mereka lihat yang sesuai dengan puisi yang akan mereka tulis. Siswa mencatat apa yang mereka rasakan, lihat, atau dengar selama kunjungan tersebut. Kemudian, berdasarkan catatan refleksi yang telah dibuat, siswa membuat draf puisi dengan bantuan guru, yang mengarahkan mereka pada penggunaan diksi dan gaya bahasa yang menarik. Setelah siswa menyelesaikan puisinya, mereka dapat membacakannya di kelas untuk melatih kepercayaan diri mereka.

Penggunaan media audio-visual dan bersifat interaktif juga dapat membantuk anak dalam memahami puisi. Contohnya guru dapat menampilkan media video dan animasi berupa pembacaan puisi yang dipadukan dengan ilustrasi visual, membantu siswa memahami suasana dan emosi dalam puisi tersebut (Fitria dkk, 2024). Kemudian media seperti "gurita kata" atau diorama juga dapat membantu siswa memahami kata yang berhubungan dengan tema puisi yang akan di buat secara visual. Contohnya, sebuah papan tulis atau lembar kerja dengan lingkaran utama bertuliskan tema (misalnya, "hujan"), dihubungkan dengan lingkaran-lingkaran kecil berisi kata-kata terkait (misalnya, "gerimis," "deras," "sejuk").Alat ini juga meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar, sehingga mereka lebih mudah memahami konsep abstrak dalam puisi (Setiawan dkk, 2023).

Lebih lanjut, guru harus memberikan pendampingan kepada siswa sejak awal eksplorasi ide hingga penyelesaian puisi.  Guru memberikan bimbingan tentang pilihan kata, imaji, dan struktur puisi, bukan hanya menilai hasil akhir. Pendekatan proses ini menekankan pentingnya belajar melalui praktik, bukan sekadar teori. Guru dapat mengarahkan siswa untuk membuat daftar kata atau frasa yang terkait dengan tema tertentu. Guru memberikan contoh penggunaan majas seperti metafora, simile, atau aliterasi. Dan kemudian siswa dapat membuat draf puisi, kemudian berdiskusi dengan teman sebaya atau guru untuk melakukan revisi (Setiawan dkk, 2023).

Pengimplementasian puisi dalam pembelajaran di kelas juga merupakan hal yang penting untuk dilakukan dimana hal ini mampu membangkitkan minat siswa terhadap puisi dan membantu mereka memahami ritme serta emosi dalam puisi. Tidak hanya untuk membangkitkan minat siswa terhadap puisi saja, pengimplementasian puisi dalam pembelajaran di kelas juga mampu meningkatkan pemahaman kosakata melalui analisis kata-kata dalam puisi, melatih kreativitas siswa dalam menggunakan kosakata baru secara ekspresif, serta meningkatkan motivasi siswa untuk menulis puisi dan memberikan pengakuan atas karya mereka.

Pengimplementasian puisi dalam pembelajaran di kelas dapat dapat dilakukan dengan pembacaan puisi bersama, diskusi makna kata, menulis puisi bebas, dan pameran puisi. Pembacaan puisi bersama dapat dilakukan dengan guru membacakan puisi sederhana dengan ekspresi menarik. Guru memilih puisi dengan tema yang relevan dan mudah dipahami oleh siswa, seperti tentang alam atau keluarga. Setelah pembacaan puisi oleh guru telah selesai, siswa diminta mengulangi pembacaan puisi dalam kelompok kecil untuk melatih pemahaman ritme.  Setelahnya, guru dan siswa dapat mencatat kata-kata sulit dari puisi yang dibacakan di papan tulis. Kemudian diskusi dapat dilakukan dengan menjelaskan makna, sinonim, dan konteks penggunaannya. Siswa diminta untuk menciptakan kalimat baru menggunakan kata-kata tersebut untuk memperkuat pemahaman mereka. Hal ini tidak hanya meningkatkan minat siswa, tetapi juga membantu mereka mengenal kosakata baru (Nurlaili, 2021).

Setelah memahami dasar-dasar puisi, siswa diajak menulis puisi tentang topik tertentu, seperti keluarga, alam, atau pengalaman pribadi. Hal ini dapat dilakukan dengan stimulasi melalui pemberian tema, misalnya “Hujan di Pagi Hari” atau “Keluarga Bahagia.” Siswa membuat mind map dari kata-kata yang relevan dengan tema tersebut.  Puisi yang telah ditulis siswa dapat dipamerkan di sudut kelas atau dipublikasikan dalam mading sekolah. Siswa yang memiliki karya puisi terbaik dapat menampilkan hasil karyanya melalui pembacaan puisi di acara khusus, seperti peringatan hari besar nasional. Guru memberikan penghargaan sederhana, seperti sertifikat atau medali kreatifitas. Karya siswa yang dipajang di kelas atau dibacakan dalam kegiatan sekolah dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dan mendorong kreativitas mereka (Setiawan dkk, 2023). Metode inovatif ini tidak hanya memperkaya kosakata siswa, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis, imajinasi, dan kepercayaan diri mereka.

Peran guru dan orang tua dalam mendukung pembelajaran puisi sebagai wadah penambah kosa kata baru siswa di sekolah dasar sangatlah penting. Keduanya memiliki tanggung jawab yang saling melengkapi untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, baik di sekolah maupun di rumah. Guru memegang peran sentral dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Guru adalah ujung tombak dalam proses pembelajaran puisi di kelas dimana mereka bertugas merancang, membimbing, dan memotivasi siswa agar dapat menikmati dan memahami puisi. Selain itu, dukungan orang tua juga sangat penting. Orang tua dapat membiasakan anak membaca buku puisi di rumah dimana hal tersebut menjadi langkah awal yang baik bagi anak untuk pengenalan puisi. Orang tua juga dapat mengajak anak menulis puisi sederhana tentang pengalaman sehari-hari mereka. Dengan dukungan penuh dari guru dan orang tua, anak-anak dapat menemukan kosa kata baru dan keindahan dalam bahasa melalui puisi.

Puisi merupakan media pembelajaran yang efektif untuk memperkaya kosakata anak-anak sekolah dasar (SD) sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir kritis, imajinasi, dan kepercayaan diri mereka. Dengan struktur dan ekspresi bahasanya yang kaya, puisi membantu siswa memahami kata-kata baru, sinonim, antonim, serta gaya bahasa yang menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun