Mohon tunggu...
Sofiah Rohul
Sofiah Rohul Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Holla Before doing something, do something different

Selanjutnya

Tutup

Money

Riau Bagian Royal Golden Eagle: Pulp and Paper, Minyak Kelapa Sawit, dan APR

24 Agustus 2023   23:40 Diperbarui: 24 Agustus 2023   23:44 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SDGs sebagai rangkaian tujuan yang dibuat oleh PBB. Foto: Sofiah.

Royal Golden Eagle (RGE) didirikan pada 1973 dan diketuai oleh Sukanto Tanoto yang berfokus mengelola perusahaan-perusahaan bertaraf internasional yang bergerak di bidang manufaktur berbasis sumber daya alam dan mempekerjakan lebih dari 60.000 tenaga kerja. Perusaan bertaraf internasional ini diakuinya menerapkan konsep sustainable living, sustainable fashion, dan paper upcycling.

Yuk, kenalan dengan perusahaan dibawah naungan RGE diantaranya:  APRIL & Asia Symbol di sektor Pulp and Paper, Asian Agri & Apical (Kelapa Sawit),  Bracell (Selulosa Khusus), Sateri dan Asia Pacific Rayon (Serat Viscose), dan Pacific Oil and Gas (Pengembangan Sumber Daya Energi). 

Dari banyaknya perusahaan raksasa itu, Riau menjadi salah satu provinsi wilayah kerja RGE dari sektor Pulp and Paper yakni APRIL Group, Kelapa Sawit Asian Agri dan Apical, dan Asia Pacific Rayon (APR). Sebagai warga Riau, perlu berbangga diri dan senang karena dapat meningkatkan potensi pendapatan dengan tetap memerhatikan lingkungan sekitar. Dalam tulisan ini saya pun akan berfokus pada APRIL Group, Asian Agri, dan Apical.

Sukanto Tanoto percaya bahwa perusahaan hanya bisa sukses jika dilakukan dengan tanggungjawab. Atas dasar itu pula RGE terus berkembang dengan menerapkan prinsip sustainable living atau gaya hidup berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini berkaitan dengan perilaku manusia agar bagaimana tetap menerapkan kesehatan danlingkungan. Berjalannya waktu, pada 1981 Tanoto Foundation pun hadir dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kualitas masyarakat.

Semangat itulah yang terus membuat RGE berkembang pesat, melahirkan produk-produk berkualitas yang tak lepas dari sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Sehingga, berbagai CSR dari berbagai lini baik swasta maupun pemerintah terus melirik dan merangkul RGE dan berkembang bersama.

CSR tak lepas dari bentuk fisik yakni paper atau kertas. Meski teknologi semakin canggih, namun peradaban kertas masih dibutuhkan misalnya saat dilakukan CSR, MoU, surat-surat berharga (Akta kelahiran,surat nikah, STNK, BPKB, bill, dan lainnya). RGE juga turut andil dalam pengelolaan pulp and paper bermerek paperone yang lokasinya berada di Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau yang tergabung dalam APRIL Group.

Bahkan, baru-baru ini APRIL Group yang bekerjasama dengan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) melakukan riset operasional APRIL pada rentang 2016-2022. Hasilnya, memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan menjadi katalisator pemulihan ekonomi di Provinsi Riau pascapandemi COVID-19.

Diketahui bahwa setiap penambahan 10 pekerja di nasional akan menciptakan kerja 57.6 persen di nasional dan di Riau 40.4 persen. Kemudian, setiap satu juta rupiah penjualan pulp and paper berdampak pada output perekonomian sebesar Rp 3.48 juta secara nasional dan Rp 2.27 juta di Riau. Sehingga, pada tahun 2022, kontribusi operasional APRIL terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional Rp 484.3 T ditingkat nasional dan PDRB Provinsi Riau sebesar Rp 245.6 T.

APRIL Group berkembang pesat dan pemasarannya sampai ke 110 negara yang ada di dunia. Patut saja, luas Hutan Tanaman Industri (HTI) APRIL Group mencapai 544 ribu hektar. Rincinya, hutan yang berfungsi sebagai konservasi 361 ribu hektar yangmana diproses menjadi pulp dengan kapasitas 2.8 juta ton per tahun yang sebagian besar diolah ulang dan diekspor.

Ini dilakukan APRIl sebagai upaya mengentas kemiskinan di wilayah kerjanya yakni sebanyak 204 desa dengan radius 50 KM. Wilayah kerja APRIL tidak hanya di Kabupaten Pelalawan namun ada juga di tiga kabupaten lain yakni Siak, Kampar, serta Kepulauan Meranti. Itu berdasarkan hasil kerja sama dengan The SMERU Research Institute. Terhitung, sejak 13 Juli 2023 telah terlaksan 49 desa.

Tak hanya pulp and paper, produk lain dari APRIL Group yakni Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) masyarakat. Diketahui ada madu hutan, keripik nenas, nastar, air minum kemasan bermerek Tirta Raja yang menjadi sponsor B20, gody bag, dan lainnya.

APRIL Group yang menjadi bagian RGE dengan menerapkan sustainable development goals (SDG's) mampu menciptakan sustainable living, sustainable fashion, dan paper upcycling. Kepiawaian APRIL Group berhasil membawa Kemendes PDTT dan Wakil Presiden RI melangsungkan Kegiatan Desa Bahari pada 20 Maret 2023 di Desa Makmur, Pangkalan Kerinci.

 

Kelapa Sawit Asian Agri dan Apical

Dilansir dari website asianagri.com diketahui bahwa Asian Agri adalah salah satu perusahaan swasta nasional terkemuka di Indonesia yang memproduksi minyak sawit mentah melalui perkebunan yang dikelola secara berkelanjutan. Asian Agri memiliki 30 perkebunan kelapa sawit dengan luas total 100.000 hektar di provinsi Riau, Jambi, dan Sumatera Utara.

Asian Agri yang berdiri pada 1979 itu bermitra dengan petani swadaya yang secara keseluruhan mengelola 60.000 ha perkebunan dan lebih dari 41.500 ha lahan. Perusahaan raksasa ini berfokus pada pembibitan, penanaman, hingga pengolahan tandan buah segar (TBS) untuk menghasilkan minyak sawit berkelanjutan di pabrik yang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan.

Diketahui wilayah kerja Asian Agri di Riau berada di Pekanbaru, Pelalawan, Siak, dan Indragiri Hulu (Inhu). Dengan beroperasinya Asian Agri yang merupakan bagian grup RGE dapat memberikan dampak positif sustainable living bagi masyarakat setempat maupun bagi Provinsi Riau itu sendiri.

Diketahui bersama bahwa Riau kaya akan sumber daya alam (SDA) salah satunya sawit. Sawit di Bumi Lancang Kuning pun diakui menjadi kompetitor berat negara tetangga Malaysia. Ekspor sawit Riau menjadi momok penting pergerakan ekonomi dan sustainable living tentunya untuk Indonesia.

Dengan begitu, perlunya dukungan pemerintah untuk RGE pada sektor perkebunan kelapa sawit. Dimana, sektor ini menjadi salah satu penyangga roda ekonomi kehidupan masyarakat Riau pada umumnya. Jika, sudah begini, tidak hanya pemerintah namun perusahaan juga harus lebih peduli terhadap tingkat pengawasan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Tentunya, Asian Agri tidak perlu dikhawatirkan mengenai P3K.

Lebih jauh, hasil sawit Asian Agri ini berkaitan dengan Apical yang juga masih dalam grup RGE. Apical yang berdiri sejak 2006 itu menghasilkan CPO (Crude Palm Oil), berbagai bentuk PPO (Olahan Kelapa Sawit), dan PPKO (Olahan Inti Sawit). Hal yang paling penting adalah produk MinyaKita menjadi bagian dari hasil produk olahan Apical yang diperuntukan masyarakat ekonomi kelas bawah. Begitu juga dengan merek dagang favoritnya yakni minyak merek Camar.

Apical grup juga kerap melakukan sosialisasi edukasi Harga Eceran Tertinggi (HET) melalui bazar minyak goreng MinyaKita. Sebagai informasi, minyaKita merupakan program pemerintah yang ada sejak 6 Juli 2022 lalu.

Di Riau sendiri, bazar dan edukasi HET dilakukan di wilayah kerjanya yakni di Dumai baik dilingkup perusahaan maupun di pemerintahan, pada Maret 2023 hingga menjelang idul fitri. Kemudian, bergeser ke Pekanbaru dan juga di beberapa pasar tradisional. Untuk itu, kepada warga masyarakat Kota Pekanbaru agar bersiap mengikuti program ini di Pasar Pagi Panam, Pasar Arengka, Pasar Maronan Jaya, Pasar Palapa, Pasar Tangor, Pasar Dupa, Pasar H. Agus Salim, Pasar Sail Indah, dan juga di beberapa instansi Pemerintah.

Pelaksanaan bazar yang dilakukan Apical Group dari RGE ini tentunya tak lepas dengan berkolaborasi berbagai pihak seperti PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sebagai holding BUMN pangan dalam mendistribusikan Minyakita di pasar-pasar tradisional seluruh Indonesia sesuai arahan pemerintah. Kegiatan ini juga merupakan salah satu wujud dukungan Apical terhadap kebijakan domestic market obligation (DMO) yang dikeluarkan Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Hal positif lain yang dilakukan oleh Apical Group yakni mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta kegiatan sosial. Kegiatan sosial yang dilakukan oleh Apical Group di wilayah Dumai yakni memberikan hasil produk ke 11 masjid di lingkungan perusahaan selama ramadan serta warga setempat. Sementara, dalam hal UMKM yakni merenovasi rumah makan binaan Apical Group agar UMKM tetap berjalan.

Apical Group menganggap perusahaan harus bermanfaat untuk masyarakat atau good for community. Kegiatan serupa pun dilakukan oleh Apical di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya, Sidoarjo, Mojosari, Jember, Madiun, Magetan, Malang.

Apical telah memiliki sertifikat berkelanjutan antara lain  International Sustainability & Carbon Certification (ICSS), Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), Food Safety System Certification (FSSC) 22000, Care Quality Commission (CQC), Good Manufacturing Practice System (GMP), Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), dan Sertifikat Halal MUI

Asia Pacific Rayon (APR) 

APR juga memegang peranan penting dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat Riau dan Indonesia. Itu karena sebagai produsen viscose rayon terintegrasi pertama di Asia mulai dari perkebunan hingga produk serat viscose. Pabrik yang berkapasitas 240.000 ton masih terletak di Pangkalan Kerinci bersama dengan Asia Pacific Resources International Limited (APRIL).

APR bertujuan untuk melakukan produksi viscose rayon yang bersih dan akan senantiasa menjalankan kegiatan manufaktur terbaik dalam menghasilkan viscose rayon, terutama dalam pengurangan efek gas rumah kaca (GRK), pemulihan karbon disulfida (CS2), dan pengelolaan air limbah yang sejalan dengan praktik-praktik industri yang terbaik.

Sektor lain seperti Serat Rayon (Sateri), Asia Symbol, Bracell, Pasific Oil and Gas yang berada dilingkup Royal Golden Eagle (RGE) juga tak kalah penting dalam menerapkan tugas dan fungsi serta sasarannya kepada khalayak. Juga dalam hal menjaga kualitas agar konsumen tidak pindah hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun