"Daripada ngumpul-ngumpul untuk ngomongin orang atau gibah mending berusaha dengan memanfaatkan eceng gondok sebagai kerajinan tangan. Mudah buatnya, dijual dapat duit. Sekarang sudah ada lima orang yang bergabung," katanya.
Sementara itu, perihal ketahanan eceng gondok, Juniarti berujar bisa sampai bertahun-tahun. Untuk bisa menghasilkan kerajinan tangan dengan berbagai jenis, selain dari youtube, ia belajar mengayam eceng gondok karena termotivasi dari pengrajin di Jogja dan Bali.
"Adanya BWI BBWI ini saya berharap usaha bisa semakin maju. Meski saya orang kecil, saya memiliki cita-cita untuk membuka lapangan kerja dan beemanfaat bagi orang lain," harapnya.
Peminat kerajinan eceng gondok ini dikatakannya adalah salah satu orang yang memiliki jiwa seni. Sehingga, tak memungkiri usahanya nanti bisa berkembang pesat. Apalagi, eceng gondok yang tumbuh liar mudah didapat dan tidak menyulitkannya dalam berusaha.
"Sekarang masih memanfaatkan yang tumbuh secara liar, belum budidaya sendiri. Mungkin nanti," ungkapnya.
Sekilas info mengenai eceng gondok yang mana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), eceng gondok adalah tumbuhan air yang hidup terapung di permukaan air, mempunyai kecepatan berkembang biak vegetatif sangat tinggi dan mempunyai kemampuan besar untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan keadaan lingkungan. Selain bisa dijadikan sebagai kerajinan tangan, eceng gondok juga bisa dijadikan pakan ternak dan pembudaya ikan sangat bermanfaat karena sebagai pelindung ikan dan sebagai penyerap kotoran ikan di kolam.
Belum lagi, jika berbunga akan menambah kecantikan kolam ikan. Berbagai manfaat lainnya seperti pengendali ganggang yang menyerap oksigen di dalam kolam, menjaga suhu air dalam kolam, dan lainnya.
Meski begitu, perlu diketahui juga agar eceng gondok yang tumbuh di kolam harus sering diperhatikan. Jika tidak, akan menutup seluruh permukaan air. Sepertinya ini konsep yang pas "sekali menyelam minum air" Dari sini belajar bahwa sambil berbudaya ikan sekaligus memanfaatkan eceng gondok untuk kerajinan tangan. Kapan lagi bangga dengan karya diri sendiri.
Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI (http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/90084/SUNGAI-SUMBAT-KOMPOS-ENCENG-GONDOK-SOLUSINYA/ ) yang diperbarui pada Senin (19/11/2022) ternyata eceng gondok pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ilmuwan bernama Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon, Brazil.