Meski track nya terbilang biasa, jangan salah guys ini sedikit menantang hati dan pikiran. Kenapa? Karena kita bakal melewati makam-makam tua di sana. Awalnya, aku pikir cuma dua makam saja, rupanya banyak guys dan kanan kiri itu ada. Belum lagi, itu bukit banyak pepohonan ya, horor juga.
Meskipun horor, jika sudah sampai puncak, berasa tidak ingin turun. Pemandangannya begitu menyejukkan mata. Pokoknya kalian harus ke sini.
Sebagai pendatang alias turis lokal dan tidak ada tour guide, kami mencoba mengikuti jalan yang telah tersedia. Tidak begitu landai dan tidak pula begitu terjal.
Hanya butuh beberapa puluh menit untuk sampai Bukit Impian. Kami yang merasa tidak yakin jika itu bukitnya mencoba jalan terus ke atas. Tanpa sadar itu adalah Bukit Impian nya sesuai dengan gambar yang ada di internet dan google maps.
Tidak begitu tinggi, kataku. Hal itu pun dibenarkan rekanku. Yang menmbuat kami penasaran mengapa masih ada jalan dan bukit-bukit di atas dan sebelahnya. Merasa tertantang dan daripada penasaran, kami menapaki jalanan yang mulai dipadati ilalang dan tumbuhan liar.
Hati-hati mulai sedikit licin dan banyak tumbuhan berduri. Jika tidak hati-hati, luka akan menempel pada tangan teman-teman.
Ternyata, benar saja di atas puncak masih ada puncak. Siapa sangka kami dapat bonus guys. Perjalanan menuju pos ke puncak yang diiringi mendung dan terkadang gerimis dadakan seolah mengantarkan kami ke surga dunia.
Mungkin itulah mengapa dibutuhkan usaha effort agar mendapat hasil maksimal. Hasil itu adalah mendapat view yang lebih menyegarkan mata yakni di Puncak Pencu. Apalagi jika tidak sengaja menuju Puncak Pencu, seperti perjalanan kami kala itu.
Di sana mata memandang luas perbukitan, sawah, dan rumah-rumah penduduk. Suara alam begitu nyata. Pikiran benar-benar tenang. Masalah seketika hilang. Tubuh kembali mendapat energi. Asik ga tuh, slebew