Adapun titik banjir di Pekanbaru yang kerap langganan banjir yakni jalan protokol Sudirman dekat Flyover 1 tepatnya depan RS Awalbros, lampu merah bandara SSQ II, jalan Tuanku Tambusai, jalan Hangtuah Ujung, jalan Soebrantas dekat Flyover, dan masih banyak lagi.
Jika hujan turun, media sosial dibanjiri oleh warga net yang mengunggah story banjir di kota Pekanbaru dengan beragam keterangan, "Ini dia kota Berkuah" dan "ada pantai di Pekanbaru". Ini merupakan beberapa kekesalan warga terhadap buruknya tata kota di Pekanbaru yang pernah mendapat piala Adipura pada jaman Herman Abdullah.
Lengsernya beliau setelah dua periode, hingga kini Pekanbaru belum pernah mendapat piala Adipura. Justru, masalah lingkungan kian meninggi khususnya di akhir jabatan Firdaus.
Kala itu pernah sampah berserakan dimana lantaran tidak terangkut oleh pasukan kuning. Itu ditandai dengan gagalnya kerjasama dengan pihak ketiga tepatnya akhir 2020 lalu. Pemandangan kota dipenuhi dengan sampah yang bertebaran, ada juga yang berulat, serta baunya yang begitu menyengat.
Sempat berbulan-bulan itu terjadi. Lalu, warga secara sukarela mengangkut sampah sampai ke TPU Muara Fajar Rumbai. Lanjut, TNI Polri dan Upika bergotong royong membersihkan sampah. Bahkan, masalah ini sempat menyeret mantan walikota diperiksa pihak berwajib karena adanya laporan masyarakat terkait kelalaian.
Saat ini sebagai seruan warga biasa bertumpu kepada Pj walikota Muflihun dan pihak terkait agar ada pembenahan di Kota Pekanbaru. Sehingga, Pekanbaru benar-benar bebas banjir. (Sofiah).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H