"Selain kemampuan listening dan memahami, perlu adanya kemampuan dalam hal membaca. Bacaan merupakan harta karun untuk observasi. Bertanya dengan kata urutan why, what, dan how," terangnya.
Dengan begitu, Dira sapaan akrabnya melanjutkan, akan mengetahui alasan seseorang memposting hal tersebut. "Mengapa itu dan bagaimana itu terjadi?" ulasnya.
Sementara, bagaimana menghadapi sosial media dan anti korupsi saat ini, Dira utarakan, berdasarkan riset satu orang memiliki minimal 10 orang. Dalam perjalanannya bisa menjadi bagian untuk menyebarkan anti korupsi. Coba observasi cari tujuan dan fakta lainnya agar dalam merespon lebih logis.
"Indonesia ini luar biasa dalam mencintai merah putih. Perlu adanya positif team agar menciptakan positif vibes. Meski merah berani, namun saat di lampu merah mereka telah paham bahwa itu simbol untuk berhenti. Jika saya perhatikan, sisi bertanggungjawab sudah mulai meningkat," akuinya.
Di menit terakhir, Andovi menambahkan, perlu adanya super hero untuk menjadi super star. Sehingga, pemahaman anti korupsi tetap ada dalam tiap individu. (Sofiah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H