Satu, dua, tiga, cekrek! Ya begitulah kira-kira bunyi dari petikan suara seseorang yang sedang memotret atau mengabadikan moment. Beragam cerita bisa terdokumentasi dengan apik melalui kamera.
Beragam poto yang diarahkan oleh seorang photographer pun segera mejeng di dinding ruang tamu ataupun kamar. Senyum sumringah dan gaya formal menjadi andalan dalam setiap moment. Disusul dengan gaya bebas yang sebenarnya milik setiap individu serta menunjuk benda tertentu, menghadap ke atas kanan dan kiri serta beragam model lainnya.
Menyandang kamera DSLR menjadi percaya diri saat memotret. Apalagi jika dilengkapi dengan lensa tele yang bisa menembus hati si dia eh
Sekarang ini, berkembangnya teknologi, tidak memiliki kamera DSLR ataupun tidak memakai jasa photographer saat berwisata tidak masalah. Asal mempunyai mobile phone yang memiliki kamera didukung dengan beragam fitur di dalamnya. Pengambilan angle pun menjadi dasar agar karya yang dihasilkan memuaskan.
Lalu, apasaja sih jenis pekerjaan yang cocok bagi seseorang yang hobi poto? Nah, ini dia 8 jenis pekerjaan buat kalian yang hobi poto yang bisa juga dijadikan ajang lomba.
Pertama, jurnalis. Tidak hanya kemampuan wawancara dan menulis, namun jurnalis juga dituntut untuk memiliki skill poto. Itu dimaksudkan agar segala moment bisa terangkum. Itulah mengapa ada jurnalis poto di hampir seluruh media yang ada di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan, jurnalis koran atau online pun merangkap menjadi potographer.
"Poto yang dihasilkan oleh jurnalis menghasilkan sejuta kata," begitu sebut seorang potoghapher senior media Tempo, Ijar Karim beberapa waktu lalu saat mengikuti webinar career talk.
Kedua, komersial. Bagi anda yang hobi memotret jajanan saat nongkrong menjadi peluang besar, jika memiliki ciri khas estetik, misalnya. Menampilkan detil produk adalah andalan para pecinta anak gaul jaman now.
Nah, daripada skill yang dimiliki terbuang sia-sia, tidak ada salahnya mengikuti short course atau training tentang dunia photography. Barangkali bisa menjadi food photography.
Tidak hanya itu, memotret arsitektur dan beragam produk juga menjadi bagian dari komersial. Nantinya, bisa disalurkan di media seperti katalog, iklan, website, dan media online.
Ketiga, portrait. Meski masih langka yang menggandrungi jenis poto ini, namun tak ada salahnya mencoba. Hasil portrait pun belakangan ini mulai dilirik untuk cover baik di majalah ataupun video reels.