Mohon tunggu...
Sofiah Rohul
Sofiah Rohul Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Holla Before doing something, do something different

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menegur Cara Berpakaian demi Kebaikan

30 Oktober 2022   16:00 Diperbarui: 30 Oktober 2022   16:19 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan foto: Beberapa contoh pakaian muslim yang dijual di pasar. (Foto: Sofiah)

Tepat pukul 12.00 WIB, kelas perkuliahan pun berakhir. Wanita 20 tahun yang mengenyam pendidikan di bangku semester 5 itupun segera bergegas dari tempat duduknya. Selanjutnya menggendong ransel dan keluar ruangan setelah dosen keluar kelas.

Wanita itu kerap mengenakan pakaian kemeja. Difa adalah sapaan akrabnya. Ia pun kemudian pulang bersama Oliv yang merupakan teman sekamarnya. Sepeda motor menjadi kendaraan yang ditunggangi untuk menuju kos tercintanya yang hanya berjarak sekitar 1 KM.

Lantaran mengikuti salah satu organisasi di kampus, keduanya pun harus kembali ke kampus karena ada rapat organisasi pukul 14.00 WIB. Kini giliran Oliv yang menancap gasnya.

Tentunya pakaian yang mereka kenakan pun berbeda. Saat kelas formal, dua sejoli itu akan mengenakan rok sebab begitulah aturannya. Sementara, saat organisasi menggunakan celana, asalkan tetap berhijab.

Pukul 16.00 WIB rapat berakhir. Sebagai muslimah keduanya bergegas menjalankan ibadah salat ashar di masjid yang berada di area kampus. Lalu, mengambil foto di gedung rektorat baru.

Difa pun mengunggahnya di instagram story. Namun, salah satu teman laki-laki sekelasnya meninggalkan pesan pribadi pada postingannya.

"Difa maaf ya, aku harus menyampaikan ini. Sebaiknya ke depan kamu tidak mengenakan celana. Itu sama saja membuka aurat hanya dengan beda warna pakaian," kata Ali yang kuat agama.

"Terima kasih Al sudah mengingatkan. Aku akan segera menghapusnya," kata Difa seraya tersambar petir.

Beberapa detik kemudian, Al sapaan akrabnya pun kembali membalas. Katanya, memang tidak mudah meninggalkan celana. ''Sebaiknya tetap menggunakan rok ya Dif," pintanya sambil melanjutkan agar kerudung pun menutupi dada.

Difa pun tak dapat berkutik. Ia hanya mengiyakan meski berat. "Siaaap," jawabnya seraya bergumam demi kebaikan dirinya.

Sementara, Oliv hanya bisa tertawa lepas mendengar itu. Meski begitu, Oliv pun mendukung Ali. Sebab itu demi martabat perempuan.

"Untung kita punya teman kaya Ali ya, kalau engga entahlah jadi wanita seperti apa kita ini," akunya.

Sejak saat itu, kedua wanita itu pun mulai memperhatikan cara berpakian. Meski tidak dipungkiri masih kerap mengenakan celana saat tidak berada di kampus. "Setidaknya jilbab ini sudah menutup dada," dalihnya.

Mereka bukan tidak tau aturan dalam berpakaian, begitulah perjalanan seorang wanita muslimah dalam berpakaian. Sejak diingatkan Ali, Difa pun teringat saat dirinya memulai hijab.

Sejak menginjak sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, Difa selalu mengenakan jilbab. Namun, saat tidak di sekolah seperti pergi bermain wanita berkacamata itu jarang memakai jilbab.

Berjalannya waktu, tepatnya menduduki kuliah, Difa memulai menutup tubuhnya lengkap dengan jilbab. Terlebih saat mama nya menyuruhnya agar saat bepergian agar memakai jilbab. "Kalau pakai jilbab kan cantik," begitulah kata mama nya kepada Difa yang paling diingat.

Saat itu mama nya benar-benar mencari jilbab di lemari dan diberikan kepada Difa. Meski sempat menolak, namun mama tercintanya tidak kehilangan cara. "Dipakai dong. Lihat adikmu tu, sejak SMP sudah pakai jilbab," tegasnya.

Merasa dibandingkan dengan sang adik, Difa pun memakainya. Selain karena dirinya ingin ikut ke pasar untuk berbelanja. Akhirnya kini Difa tidak melepas jilbab saat berada dimanapun.

Belum lagi, teman kuliahnya pun kerap menjejali perempuan yang memakai jilbab itu akan menolong ayahnya saat diakhirat kelak. Sehingga, keinginannya berhijab saat telah bersuami nanti pun dirubah. Difa tidak ingin menolong suaminya saja namun juga ayahnya.

Hal itu diperjelas di dalam surah An-Nur:31 yang artinya, "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kepada suami mereka atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun