Ia selalu mencari pekerjaan yang memungkinkannya untuk bepergian. Itulah yang membuatnya tertarik pada dunia jurnalistik, pekerjaan yang memungkinkannya jalan-jalan gratis bahkan jika bisa dibayar. Slogan andalannya, "A full time traveler, a part time worker."
Aku padamu deh mba Mergieeeee. Kalau kata anak jaman sekarang "lopyu sekeboooon."
Kembali ke Stalking Indonesia yang merupakan buku keenamnya, ia mengawali dengan pembahasan mengenai Singosari. "Akankah Indonesia berakhir seperti Singosari?" - begitulah sebut penulis yang merupakan lulusan Jurnalistik dari Universitas Nanyang di Singapura. Lantaran ia tak mengingat betul Singosari dan Balekambang meski dengan kejayaan dan keelokannya
Anak bungsu kelahiran 1985 silam itu melanjutkan, kerajaan Singosari merupakan kerajaan termahsyur pada masa Hindu di Jawa Timur yang melahirkan generasi raja-raja jawa termasuk Majapahit. Tapi, selain Candi Singosari, peninggalan yang lain macamnya tak pernah eksis.
Taman Tirta yang merupakan pemandian salah satu ratu Singosari - Ken Dedes, tergerus jaman. Pengunjung yang datang didominasi paranormal. Sehingga, saat penulis ke sana, ia merasa bahwa dirinya yang paling normal.
"Sisa pengunjung adalah empat orang paranormal, satu orang yang berdiri di bawah pohon beringin sambil ngomong sendiri dan membakar kemenyan, serta dua gadis yang mencari jalan pintas menjadi cantik," terangnya pada buku Stalking Indonesia halaman 4.
Ia kemudian melanjutkan perjalanan yang saling berhubungan di Kota Malang itu. Ia merasa tertipu dengan claim accessible via public transport. "Boro-boro public transport, tanya dulu dong, jalanannya ada nggak?" gumamnya.
Kala itu, tujuannya yakni ke Candi Sumberawan, Pulau Wisanggeni lepas Pantai Balekambang, dan wisata lainnya. Ia berharap agar akses wisata bisa diperhatikan. Lebih-lebih, agar wilayah Indonesia tidak digerogoti negara tetangga hingga hilang dari peta dunia.
Ini baru satu cerita guys, masih banyak cerita lain yang dikulik di buku ini. Ia pun selalu menyisipkan perjalanan penuh gengsi dan perjalanan pangkal kaya disetiap bab.
Di bab selanjutnya dibahas "pemilik resort lokal hanya bisa membangun, namun belum bisa merawat" Bab ini bercerita saat Margie melakukan perjalanan wisata ke daerah Sumatera Barat yakni Bukittinggi.
Saat itu, ia memesan hotel melalui online. Dulunya, masih dikelola bendera Francise, hotel International, hotel ngetop, dan makanannya endhes. Lalu, beralih manajemen orang indonesia. Ia merasa keceea lantaran bathtup-nya gompal-gompal. WC tamunya berkerak dan becek. Parahnya lagi, lampu kamarnya bisa nyala sendiri. Uhhh horor.