Mohon tunggu...
Sofia Apriyati
Sofia Apriyati Mohon Tunggu... -

sayaaaaaaa ...seorang mahasiswa pgsd ...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Otak dengan Pembelajaran

20 Desember 2011   00:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:01 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Otak seseorang sangatlah unik. Otak bekerja non-stop meskipun sedang tidur. Otak yang beratnya hanya sekitar 2% dari tubuh kita ini mengkonsumsi sekitar 20 % dari suplai oksigen seluruh tubuh dan 20% kalori yang kita butuhkan. Sejak lahir manusia dikaruniai otak yang luar biasa. Akan tetapi seluruhnya itu merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan lagi. Kecerdasan manusia tidak hanya ditentukan oleh jumlah sel otak yang dimiliki akan tetapi ditentukan oleh seberapa banyak koneksi yang terjadi diantara masing-masing sel otak. Semakin banyak koneksi yang terjadi, maka individu akan menjadi semakin cerdas dan begitu pun sebaliknya. Koneksi-koneksi akan terjadi apabila individu menggunkan dan terus melatih otak untuk berpikir. Selain itu juga harus bisa menciptakan arti dari apa yang dipelajari. Setiap individu memiliki bakat tersendiri yang terkadang tidak dimiliki oleh orang lain, inilah keunikan individu. Hanya saja bakat yang dimiliki itu berbeda-beda jenisnya. Ada yang berbakat dalam bidang seni misalnya menyanyi, memainkan alat musik atau menari. Ada pula yang berbakat dalam kemampuan otaknya seperti cerdas dalam berpikir dan berlogika, berbahasa dan sebagainya. Oleh karena itu anak yang cerdas jelas termasuk anak yang berbakat dan bakatnya itu terletak pada cara berpikirnya. Individu yang cerdas kemampuan otaknya belum tentu ia berbakat dalam bidang lain seperti menyanyi, menggambar, melukis dan sebagainya. Bakat itu bisa diartikan sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan agar terwujud. Oleh karena itu selain dipengaruhi oleh faktor dari dalam yang berupa gen, bakat juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan di sekitarnya. Faktor genetik menentukan bakat seseorang hingga 60% dan lainnya dipengaruhi oleh faktor ekstern (dari luar), tanpa adanya kesempatan dan latihan yang diberikan terhadap individu yang berbakat, maka bakatnya tidak akan bisa berkembang dengan maksimal.

Belahan otak yaitu otak kanandan otak kiri. Otak dirancang untuk memproses secara spasial dari belahan kiri ke kanan.Pada belahan otak kiri memproses bagian-bagian (secara berurutan), bagian otak kanan memproses “keseluruhan” (secara acak). Pada bagian otak terdapat hipokampus, talamus, hipotalamus, dan amigdala. Bagian ini adalah bagian yang menyumbang sekitar 20 persen dari seluruh volume otak, bertanggung jawab atas tidur, emosi, atensi, pengaturan bagian tubuh, hormon, seksualitas, penciuman, dan produksi kimiawi otak. Otak kanan dan otak kiri terlibat hampir dalam setiap aktivitas. Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada salah satu belahan dapat mempengaruhi perkembangan yang terjadi pada saat yang sama di bagian paling jauh di bagian otak yang lain.

Struktur otak manusia berhubungan dengan keberbakatan yaitu kemampuan individu yang perlu dikembangkan dan diperhatikan yang terkait dengan struktur otak. Kemampuan keberbakatan meliputi kemampuan intelektual umum, kemampuan akademik khusus, kemampuan berpikir kreatif-produktif, kemampuan memimpin, kemampuan dalam salah satu bidang seni, dan kemampuan psikomotor (seperti dalam olahraga).

Pada saat pembelajaran melibatkan seluruh bagian tubuh, otak bertindak sebagai pos perjalanan stimuli yang datang. Semua input sensori disortir, diperioritaskan, diproses, disimpan atau dibuang ke dalam ruang bawah sadar yang kemudian diproses oleh otak. Pembelajaran secara fisik dapat mengubah otak. Setiap pengalaman baru yang ditemukan dapat mengubah pengebalan elektrokimia kita. Semakin baru dan menantang stimulinya (sampai titik tertentu) akan semakin baik otak mengaktifasi jalur barunya. Jika otak merasakan sesuatu yang cukup penting untuk ditempatkan dalam memori jangka panjang, maka potensi memoripun terjadi. Sebagai sesuatu yang mengundang potensi jangka panjang, proses pensinyalan elektrokimia inilah yang disebut oleh para ilmuwan sebagai memori yang terbentuk.

Pada setiap tahap perkembangan, sejumlah gen tertentu dipengaruhi oleh faktor lingkungan juga. Gen tidak membentuk pola pembelajaran, tetapi gen mempresentasikan resiko atau kesempatan yang diperkaya, sehingga apabila individu dilahirkan dengan gen dari seorang yang jenius, tetapi dibesarkan dalam lingkungan yang tidak diperkaya, maka kesempatan baginya untuk menjadi seorang jenius menjadi rendah. Sejak usia pra sekolah otak seorang pembelajar sudah terbentuk dengan pengaruh yang sangat banyak, seperti lingkungan rumah, adik-kakak, keluarga jauh, teman bermain, gen, trauma, stres, luka, kekerasan, ritual dan pengharapan budaya, kesempatan-kesempatan pengayaan, penyertaan primer serta gaya hidup. Oleh karena itu, penting bagi para pendidik untuk mengatur proses pembelajaran agar segala kemampuan yang dimiliki peserta didik dapat berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun