Mohon tunggu...
SOFIA ANGGRAINI
SOFIA ANGGRAINI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi Pembelajaran Moderasi Beragama: Mahasiswa PAK IAKN Tarutung Manfaatkan Teknologi Metaverse di PAUD Anak Ceria

19 November 2024   16:08 Diperbarui: 19 November 2024   16:12 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Sandy Ariawan mendampingi mahasiswa PAK Melakukan pengabdian /dok. pri

Tarutung, 19 November 2024 -- Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Kristen (PAK) Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung menunjukkan inovasi dalam mengajarkan moderasi beragama kepada anak usia dini melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Berlangsung di PAUD Anak Ceria, Sipoholon, Tarutung, mereka memanfaatkan teknologi metaverse sebagai media pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan. Program ini adalah langkah konkret dalam menerapkan teknologi di dunia pendidikan, khususnya dalam mengajarkan nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama pada generasi muda.

Pendampingan dari Dosen dan Peran Teknologi dalam Pembelajaran

Dalam kegiatan ini, Dr. Sandy Ariawan, S.M.G., S.Pd.K., M.A., M.Pd.K., dosen pendamping yang juga anggota tim pengabdian, mengawasi secara langsung pelaksanaan program. Sebagai dosen yang memiliki pengalaman luas di bidang pendidikan agama Kristen, Dr. Sandy menyadari pentingnya memberikan pendekatan yang relevan dengan perkembangan teknologi, terutama di kalangan anak usia dini. Teknologi metaverse yang digunakan dalam program ini memberi pengalaman belajar yang berbeda dan lebih menarik dibandingkan dengan metode tradisional.

"Metaverse tidak hanya menjadi alat pembelajaran yang menarik, tetapi juga memberikan pengalaman immersif yang membantu anak-anak memahami konsep keberagaman dengan lebih baik," jelas Dr. Sandy Ariawan. Dalam dunia virtual yang dirancang khusus, anak-anak dapat berinteraksi dalam lingkungan yang aman dan ramah anak, menjelajahi berbagai budaya dan agama dengan cara yang menyenangkan. 

Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Kristen mempraktikkan media Metaverse ke siswa PAUD /dok. pri
Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Kristen mempraktikkan media Metaverse ke siswa PAUD /dok. pri

Penggunaan metaverse dalam pembelajaran anak usia dini membuka dimensi baru dalam pendidikan. Anak-anak PAUD Anak Ceria diajak untuk mengeksplorasi dunia virtual yang penuh dengan konten keberagaman budaya dan agama. Mereka dapat berinteraksi dengan karakter-karakter digital yang mewakili berbagai latar belakang budaya dan agama, memperkenalkan mereka pada konsep toleransi dan saling menghargai sejak usia dini. Teknologi ini memungkinkan siswa untuk belajar tentang pentingnya kebersamaan dan hidup berdampingan meskipun memiliki perbedaan.

Melalui platform metaverse, mahasiswa PAK IAKN Tarutung merancang cerita-cerita interaktif yang mengajarkan nilai-nilai moderasi beragama, dimana anak-anak dapat menyaksikan langsung situasi yang menunjukkan sikap toleransi dan saling menghormati. Interaksi dalam dunia virtual ini tidak hanya meningkatkan pemahaman anak-anak terhadap keberagaman, tetapi juga mengajarkan mereka cara berinteraksi dengan teman-teman yang berasal dari latar belakang yang berbeda.

Penanaman Nilai Moderasi Beragama pada Anak Usia Dini

Program ini bertujuan untuk menanamkan pemahaman tentang moderasi beragama sejak dini. Mahasiswa PAK IAKN Tarutung menggunakan cerita-cerita interaktif dalam platform metaverse untuk mengajarkan nilai-nilai toleransi, menghargai perbedaan, dan pentingnya hidup berdampingan dalam keragaman. Dengan cara yang menyenangkan dan interaktif, nilai-nilai ini lebih mudah dipahami oleh anak-anak dibandingkan dengan metode pengajaran konvensional.

"Melalui teknologi ini, kami tidak hanya mengajarkan mereka tentang perbedaan agama dan budaya, tetapi juga memperkenalkan mereka pada konsep saling menghormati dan bekerja sama meskipun memiliki pandangan yang berbeda," ungkap Jenner Hutabarat, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Pendidikan Kristen (FIPK) yang juga terlibat dalam kegiatan ini.

Program ini memberikan dampak yang positif bagi perkembangan sosial dan emosional anak-anak. Jenner melanjutkan, "Kami melihat bagaimana anak-anak sangat antusias belajar tentang keberagaman. Mereka mulai menunjukkan keingintahuan tentang cara berinteraksi dengan teman-teman yang berbeda latar belakang. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang berbasis teknologi dapat membantu mereka untuk lebih terbuka terhadap perbedaan."

Dampak Jangka Panjang dari Pendidikan Moderasi Beragama

Pendidikan moderasi beragama di usia dini dipandang sebagai investasi penting untuk masa depan. Dr. Sandy menekankan bahwa membangun fondasi pemahaman keberagaman sejak awal sangat penting untuk membentuk karakter anak-anak agar menjadi individu yang toleran di masa depan. "Kami berharap nilai-nilai yang ditanamkan hari ini akan membentuk mereka menjadi pribadi yang lebih toleran, menghargai perbedaan, dan mampu hidup dalam keragaman tanpa merasa terancam," ujarnya.

Pendidikan toleransi yang berbasis pada moderasi beragama tidak hanya mengajarkan anak untuk menghormati perbedaan agama, tetapi juga memberi mereka kemampuan untuk menghadapi tantangan sosial di masa depan. Dengan mengenal dan memahami nilai-nilai ini di usia dini, anak-anak diharapkan dapat lebih siap untuk menjadi bagian dari masyarakat yang plural dan saling menghormati.

Dalam jangka panjang, program ini bertujuan untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas dalam hal akademik, tetapi juga bijak dalam berinteraksi sosial. Keberhasilan program ini, jika diteruskan, dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, harmonis, dan berlandaskan pada nilai-nilai moderasi.

Para guru dan orang tua menyambut baik inisiatif mahasiswa PAK IAKN Tarutung ini. Ms Tambunan, salah satu guru PAUD Anak Ceria, mengungkapkan apresiasinya terhadap metode pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. "Metode ini sangat menarik bagi anak-anak. Mereka menjadi lebih aktif dan bersemangat belajar tentang perbedaan budaya dan agama. Selain itu, mereka juga belajar untuk saling menghargai dan bekerja sama," ujar Beliau.

Orang tua siswa juga memberikan tanggapan positif terhadap program ini. Beberapa orang tua mengungkapkan harapan agar program serupa dapat dilanjutkan secara berkelanjutan. "Kami berharap anak-anak kami dapat terus diajarkan untuk menghargai perbedaan dan hidup berdampingan dengan teman-teman yang memiliki latar belakang yang berbeda. Pendidikan seperti ini sangat penting untuk membentuk karakter anak-anak di masa depan," kata salah satu orang tua siswa.

Keberhasilan ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis teknologi dalam pendidikan, khususnya untuk menanamkan nilai-nilai sosial dan keberagaman, dapat diterima dengan baik oleh anak-anak, guru, dan orang tua. Ini juga membuka peluang untuk mengembangkan metode pembelajaran yang lebih inovatif dan efektif di masa depan.

Kegiatan ini bukan hanya sekadar bentuk pengabdian masyarakat oleh mahasiswa PAK IAKN Tarutung, tetapi juga langkah konkret dalam membangun masa depan yang lebih inklusif dan harmonis. Dengan memanfaatkan teknologi metaverse, mahasiswa telah menunjukkan bahwa pendidikan karakter dan moderasi beragama dapat diajarkan dengan cara yang relevan, menarik, dan sesuai dengan perkembangan zaman.

Program ini juga memperkuat posisi IAKN Tarutung sebagai institusi pendidikan tinggi Kristen yang berkomitmen untuk mengembangkan pendidikan inklusif, yang mengintegrasikan nilai-nilai Kristiani dengan pendekatan yang dapat diterima oleh semua kalangan. Ke depan, diharapkan inisiatif serupa dapat dikembangkan lebih luas, melibatkan lebih banyak institusi pendidikan dan mencakup berbagai tingkat pendidikan, dari PAUD hingga pendidikan dasar dan menengah.

Pentingnya Inovasi dalam Pendidikan Moderasi Beragama

Melalui program ini, mahasiswa PAK IAKN Tarutung telah mendemonstrasikan bagaimana teknologi dan pendidikan dapat dipadukan untuk mengajarkan nilai-nilai penting kepada generasi muda. Inovasi ini menunjukkan bahwa pendidikan moderasi beragama tidak hanya perlu dilaksanakan di ruang kelas dengan metode tradisional, tetapi juga dapat diterapkan dalam dunia digital yang lebih interaktif dan menarik bagi anak-anak.

Inovasi seperti ini menjadi penting untuk menghadapai tantangan global terkait dengan isu keberagaman dan intoleransi yang semakin meningkat di berbagai belahan dunia. Dengan memperkenalkan konsep-konsep ini sejak usia dini, anak-anak akan memiliki landasan yang kuat untuk menjalani kehidupan di masyarakat yang multikultural dan plural.

Semoga inisiatif ini dapat menginspirasi lebih banyak inovasi dalam pendidikan karakter dan moderasi beragama di Indonesia. Pendidikan yang menggabungkan teknologi, nilai-nilai spiritual, dan keberagaman budaya akan menjadi modal utama bagi terciptanya generasi masa depan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bijaksana dan toleran terhadap perbedaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun