"Rendy, kenapa kamu belum juga menjemput Mama?" desisku lirih. "Mama sudah tak sanggup lagi hidup di dunia ini. Jemputlah Mama, Nak...."
Aku membuka mata. Sosok Rendy tak kelihatan. Air mataku mengalir deras. Apa yang harus kulakukan, Tuhan?
SELESAI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!