Juga ada satu mobil dan apartemen mewah yang sudah atas nama Mama. Belum lagi perhiasan-perhiasan mahal. Biar saja aset-aset lainnya digerogoti anak-anak tua bangka itu. Mama nggak ambil pusing!"
"Semoga orang itu cepat mampus ya, Ma. Jadi Mama bisa punya harta sendiri dan Sonny bisa ikut Mama. Sonny bosan tinggal di rumah ini, Ma. Nggak pernah diajak jalan-jalan. Jadi Sonny main game terus setiap hari. Kuliah juga jenuh. Sudah satu bulan lebih aku nggak kuliah, Ma.
Tugas-tugasnya banyak. Capek rasanya. Kalau mau berhenti kuliah nanti takut dimarahi Om Thomas. Mau ganti jurusan juga takut nanti di tengah-tengah Sonny bosan lagi."
Di depan pintu kamar aku tetap diam tak bersuara. Tapi air mataku tumpah-ruah. Napasku tersengal-sengal. Aku terduduk di atas lantai. Ya Tuhan, inikah hukuman karena aku terlalu memanjakan cucuku? Dia ternyata tak lebih baik dari ayahnya.Â
Bahkan jauh lebih buruk. Sebejad-bejadnya Rendy, tak pernah dia mencuri uangku dan diam-diam berkhianat di belakangku!
Sudah tak sanggup hati ini mendengarkan pembicaraan ibu dan anak yang sama-sama kejam itu. Rupanya aku dan Thomas selama ini hanya dimanfaatkan oleh Sonny. Rumah ini hanya dijadikan persinggahan sementara sampai ayah tirinya meninggal dunia. Setelah itu Sonny akan meninggalkanku untuk hidup bersama ibunya!
Punggungku bersandar pada dinding lorong. Mataku menatap kosong ke depan.
"Rendy, maafkan Mama telah melakukan kesalahan untuk kedua kalinya. Dulu Mama keliru  mendidikmu. Sekarang terulang kembali pada anakmu satu-satunya. Mama sudah letih, Nak. Kapan kamu datang menjemput Mama? Bawalah Mama menuju ke tempatmu berada sekarang, Anakku...."
Kupejamkan mataku rapat-rapat. Menunggu dijemput oleh putraku tercinta. Hidupku sudah tak ada gunanya lagi. Thomas kini hidup bahagia bersama keluarganya sendiri. Sedangkan Sonny akan segera meninggalkanku untuk tinggal bersama ibunya begitu si ayah tiri meninggal dunia. Aku akan hidup sebatang kara.
Akhirnya aku menyadari yang kulakukan selama ini sia-sia. Upayaku selama puluhan tahun memberikan kenyamanan hidup bagi Rendy ternyata berbuah kehancuran bagi dirinya. Dan hal itu akan terulang kembali pada Sonny. Malah Thomas yang tidak terlalu kupedulikan akhirnya menemukan kebahagiaan sejati bersama istri dan anak-anaknya.
Aku sungguh berdosa besar. Tapi jika waktu diulang kembali, aku pun tak yakin bisa melakukan hal sebaliknya. Barangkali itulah kelemahanku sebagai seorang ibu. Terlalu pilih kasih.