Mohon tunggu...
Sofia Grace
Sofia Grace Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Seorang ibu rumah tangga yang hidup bahagia dengan suami dan dua putrinya. Menggeluti dunia kepenulisan sejak bulan Oktober 2020. Suka menulis untuk mencurahkan isi hati dan pikiran. Berharap semoga tulisan-tulisan yang dihasilkan dapat memberi manfaat bagi pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rumah untuk Ibu (Selesai)

26 Juli 2022   02:01 Diperbarui: 26 Juli 2022   02:09 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Joni tumbuh sebagai pria yang suka berfoya-foya dan malas bekerja. Entah sudah berapa kali ia dikeluarkan secara tidak hormat dari perusahaan-perusahaan tempatnya bekerja. Tak terhitung pula berapa banyak perempuan nakal yang dipacarinya. Hingga ketika ia hampir meninggal akibat overdosis narkoba, barulah laki-laki yang gemar berpenampilan perlente itu insaf. Dirinya bersujud sambil menangis di bawah kaki ibunya dan berjanji akan meninggalkan semua kebiasaan buruknya di masa lalu.

Selanjutnya sang ibunda memperkenalkannya kepada Yani, seorang gadis berpenampilan sederhana yang tinggal tidak jauh dari rumah kontrakannya. Semula ibu Yani, yang merupakan teman arisan ibu Joni tidak menyetujui hubungan tersebut. Ia mengetahui masa lalu pemuda itu yang kelam, namun akhirnya dirinya terpaksa merestui karena putrinya sendiri ternyata mau menerima laki-laki itu apa adanya. Selama berpacaran dengan Joni, gadis kuper dan tertutup itu sering diajak berkencan di tempat-tempat romantis yang belum pernah dikunjunginya selama ini. Ia pun jatuh hati kepada pria yang usianya lebih tua enam tahun darinya itu.

Ibu Joni benar-benar berusaha supaya putranya berhasil memikat hati Yani, gadis pilihannya. Setidaknya dia adalah seorang perempuan baik-baik dan terpelajar, tidak seperti purel-purel yang dulu sering dikencani anaknya. Ia pun rela menghabiskan tabungan dari hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun untuk mendanai biaya kencan Joni dengan Yani, hingga kemudian membiayai pernikahan mereka secara sederhana setahun kemudian.

Setelah menikah, pasangan yang tengah dimabuk asmara itu tinggal bersama ibu Yani yang telah lama menjanda. Hati ibu Joni tenang, mengira dirinya mulai dapat tidur nyenyak karena putra tercintanya telah bersama wanita yang tepat. Wanita yang bersih, tidak memiliki masa lalu kelam sedikitpun. Hingga akhirnya setelah malam pertama, sang pengantin pria pulang ke rumah kontrakan ibunya dan marah-marah karena ternyata istri pilihan ibunya itu bukanlah seorang perawan!

Sang ibu tersentak. Tidak sanggup dipercayainya kata-kata anaknya. Dirinya pun tidak berani menanyakannya secara langsung kepada menantunya. Mengingat anaknya sendiri juga bukanlah seorang perjaka. Menurut Joni, istrinya itu pernah berhubungan intim dengan kekasihnya yang terdahulu dan tak lama kemudian diputuskan begitu saja karena ada wanita lain. Itulah sebabnya mengapa Yani menjadi gadis yang tidak percaya diri dan mau saja didekati Joni yang masa depannya belum jelas.

"Ini karma akibat kenakalanmu di masa lalu," cetus Ibu. Joni berteriak lantang, "Aku tidak menuntut keperawanannya, Bu. Aku sadar bahwa diriku juga bukan orang suci. Tetapi aku tidak suka dibohongi! Berpura-pura suci, tidak pernah berpacaran. Ternyata kelakuannya tidak ada bedanya dengan kekasih-kekasihku terdahulu yang tidak Ibu sukai. Ini semua kesalahan Ibu yang sudah mendorongku mendekatinya!"

Plakkk! Tak tahan lagi, Ibu menampar pipi anak kesayangannya itu. Tangisnya pun pecah. Lalu perempuan itu dengan sedih berkata, "Kembalilah pada istrimu. Baik-baiklah terhadapnya. Lupakanlah masa lalunya sebagaimana ia pun tidak memperhitungkan masa lalumu. Setidaknya dia adalah wanita baik-baik dan tidak menjual tubuhnya demi uang. Ibu meminta maaf sudah menjodohkanmu dengannya. Ibu hanya ingin dirimu berumah-tangga dengan baik dan hidup berbahagia."

Selanjutnya wanita yang telah banyak memakan asam-garam kehidupan itu berkata lirih,"Kelak..., apapun kesulitan yang engkau hadapi, datanglah kepadaku. Akan kubantu semua permasalahanmu. Tapi pintaku, bahagiakanlah keluargamu."

Joni lalu pulang kembali ke rumah mertuanya. Berbaikan dengan istrinya. Tak lama kemudian, perkawinan mereka dikarunia seorang anak laki-laki yang dinamai Sony. Kasih sayang keluarga, terutama kedua nenek tercinta, tumpah-ruah bagi cucu lelaki semata wayang itu. Akhirnya Sony tumbuh besar dengan karakter bak fotokopian ayahnya. Malas, manja, dan suka berfoya-foya.

"Neneeeekkkk! Aku lapar. Mana makan siangnyaaaa?!" teriak Sony yang baru pulang sekolah, membuyarkan lamunan neneknya.

Sang nenek menghela napas panjang . Perlahan ia berdiri dan berjalan menuju ke dapur untuk menyiapkan makan siang buat cucu tercinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun