Ketika perekonomian telah kembali, kita percaya kehidupan mulai normal lagi.
Hampir dua minggu pasca-gempa dan tsunami menghantam Donggala, Palu, dan Sigi, perlahan kehidupan masyarakat mulai normal. Kepiluan karena saudara dan teman meninggal atau bahkan tidak ditemukan memang tak bisa hilang begitu saja. Namun, kita tahu masyarakat Sulawesi Tenggara adalah masyarakat yang kuat, yang segera bangkit dari keterpurukan.
Bahu-membahu dan kesiap-siagaan masyarakat Sulteng bersama para relawan dan pemerintah adalah kunci keberhasilan Sulteng bangkit kembali. Kesetiakawanan sosial itu adalah modal besar bangsa Indonesia untuk menghadapi bencana alam. Hingga hari ini, proses pencarian korban memang masih dilakukan, terutama mereka yang terjebak di reruntuhan gedung dan hilang karena likuefaksi.
Saat petugas masih melakukan evakuasi, masyarakat Sulteng yang lain harus segera memulai kembali kehidupan normalnya. Saya teringat cerita seorang teman yang menjadi relawan saat gempa Jogja tahun 2006 silam.
Saat ia dan timnya sampai di daerah pelosok Bantul yang berbatasan dengan Gunung Kidul, mereka menanyai korban gempa, apa yang dibutuhkan. Perwakilan korban gempa memilih minta sepeda, alih-alih bantuan lainnya.
Alasannya, mereka ingin segera bekerja kembali dan butuh sepeda untuk ke kota, sehingga tidak bergantung pada bantuan untuk sekadar makan. Lebih penting lagi, mereka ingin merasakan kehidupan normal lagi.
Menjalani kehidupan normal kembali menjadi penting bagi korban bencana alam. Rumah boleh hancur, tapi kehidupan tidak boleh ikut lebur. Beruntung, pemerintah sigap mengembalikan infrastruktur dasar sehingga bisa segera dimanfaatkan oleh masyarakat. Pada kunjungan keduanya tanggal 3 Oktober 2018 lalu, Presiden Joko Widodo meminta agar perekonomian segera dimulai kembali. Perintah itu segera diwujudkan oleh jajarannya.
Sepekan setelah gempa, bandara sudah kembali beroperasi dan jaringan komunikasi telah pulih hingga 60%. Sepuluh hari pascagempa, listrik sudah kembali 100% sementara SPBU Pertamina juga sudah beroperasi 24 jam.
Para ASN sudah mulai lagi membuka pelayanan, anak-anak sudah mulai sekolah lagi, para pedagang mulai membuka lapak dagangannya di pasar, pusat-pusat perbelanjaan modern juga sudah beroperasi.
Bantuan pemerintah untuk membangun kembali rumah-rumah warga dan fasilitas umum yang rusak memang masih diperlukan. Kita harus percaya bahwa pemerintah tetap akan membantu mengembalikan rumah-rumah warga. Namun, kehidupan perekonomian dan kehidupan sosial yang berangsur-angsur kembali memiliki nilai penting sehingga warga tidak terjebak dalam keputusasaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H