Mohon tunggu...
Sofia Anindita
Sofia Anindita Mohon Tunggu... -

Full time mom | Half time BUMN officer

Selanjutnya

Tutup

Money

Menjadi Normal Kembali, Sulteng Bangkit Lagi

9 Oktober 2018   00:24 Diperbarui: 9 Oktober 2018   11:31 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika perekonomian telah kembali, kita percaya kehidupan mulai normal lagi.

Hampir dua minggu pasca-gempa dan tsunami menghantam Donggala, Palu, dan Sigi, perlahan kehidupan masyarakat mulai normal. Kepiluan karena saudara dan teman meninggal atau bahkan tidak ditemukan memang tak bisa hilang begitu saja. Namun, kita tahu masyarakat Sulawesi Tenggara adalah masyarakat yang kuat, yang segera bangkit dari keterpurukan.

Bahu-membahu dan kesiap-siagaan masyarakat Sulteng bersama para relawan dan pemerintah adalah kunci keberhasilan Sulteng bangkit kembali. Kesetiakawanan sosial itu adalah modal besar bangsa Indonesia untuk menghadapi bencana alam. Hingga hari ini, proses pencarian korban memang masih dilakukan, terutama mereka yang terjebak di reruntuhan gedung dan hilang karena likuefaksi.

Saat petugas masih melakukan evakuasi, masyarakat Sulteng yang lain harus segera memulai kembali kehidupan normalnya. Saya teringat cerita seorang teman yang menjadi relawan saat gempa Jogja tahun 2006 silam.

Saat ia dan timnya sampai di daerah pelosok Bantul yang berbatasan dengan Gunung Kidul, mereka menanyai korban gempa, apa yang dibutuhkan. Perwakilan korban gempa memilih minta sepeda, alih-alih bantuan lainnya.

Alasannya, mereka ingin segera bekerja kembali dan butuh sepeda untuk ke kota, sehingga tidak bergantung pada bantuan untuk sekadar makan. Lebih penting lagi, mereka ingin merasakan kehidupan normal lagi.

Menjalani kehidupan normal kembali menjadi penting bagi korban bencana alam. Rumah boleh hancur, tapi kehidupan tidak boleh ikut lebur. Beruntung, pemerintah sigap mengembalikan infrastruktur dasar sehingga bisa segera dimanfaatkan oleh masyarakat. Pada kunjungan keduanya tanggal 3 Oktober 2018 lalu, Presiden Joko Widodo meminta agar perekonomian segera dimulai kembali. Perintah itu segera diwujudkan oleh jajarannya.

Sepekan setelah gempa, bandara sudah kembali beroperasi dan jaringan komunikasi telah pulih hingga 60%. Sepuluh hari pascagempa, listrik sudah kembali 100% sementara SPBU Pertamina juga sudah beroperasi 24 jam.

Para ASN sudah mulai lagi membuka pelayanan, anak-anak sudah mulai sekolah lagi, para pedagang mulai membuka lapak dagangannya di pasar, pusat-pusat perbelanjaan modern juga sudah beroperasi.

Bantuan pemerintah untuk membangun kembali rumah-rumah warga dan fasilitas umum yang rusak memang masih diperlukan. Kita harus percaya bahwa pemerintah tetap akan membantu mengembalikan rumah-rumah warga. Namun, kehidupan perekonomian dan kehidupan sosial yang berangsur-angsur kembali memiliki nilai penting sehingga warga tidak terjebak dalam keputusasaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun