Mohon tunggu...
Sofia Amalia
Sofia Amalia Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Guru PAUD

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gifted dan Talented, Antara Gangguan atau Bakat yang Berlebihan

30 Oktober 2020   11:09 Diperbarui: 30 Oktober 2020   11:24 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

While the label "gifted" sounds like a lucky break, it isn't always

Meskipun label "berbakat" terdengar seperti keberuntungan, sebenarnya tidak selalu demikian

ehhh tau gak sih kalian...anaknyaa tetanggaku itulohhh..si pak Budi..anaknya pinter banget..

masa baru kelas satu, tapi udah kaya anak kelas enam aja...

wahh beruntung banget yaa..punya anak pinter kaya gitu...

orang tua mana yang  tidak mendamba-dambakan anak dengan kecerdasan di atas rata-rata?

Pastinya semua orang tua sangat menginginkan, dan berusaha untuk melakukan apapun agar anak mereka menjadi pintar dan berprestasi di sekolah.

 

Tapi kok anak pak Budi bisa sepintar itu? Padahal masih kelas satu, pinternya udah kaya anak kelas enam. Jika bertemu Pak Budi secara langsung, mungkin orang tua lainnya langsung meminta tips agar anaknya ikutan pintar di atas rata-rata

Ya ampun pak budi, dikasih makan apasihh anaknya, kok bisa pinter gituuuu

Rahasianya apa dong pakk, bagi-bagilahhhh

Apa...jangan-jangan dikasih odading mang oleh yahh?, biar anaknya kaya (ironman) Einsten

Gifted dan Talented

Karena mungkin pak Budi akan bingung bagaimana cara menjelaskannya, mari kita pelajari bersama mengenai fenomena yang terjadi pada anak Pak budi dengan bakat luar biasa yang ia miliki.

Saya awali dengan pembahasan gifted dan talented. Kedua kata tersebut merupakan kata dari bahasa inggris yang jika kita terjemahkan, sama-sama memiliki arti berbakat, atau talented akan memiliki arti bertalenta yang pada akhirnya juga memiliki arti yang sama dengan berbakat. Lalu apa bedanya?

Seperti Cristian Ronaldo yang sangat cerdik dalam menggiring bola atau seorang drumer legendaris, John Bonham, yang sangat piawai dalam menambuh drum. Mereka tentu sangat berbakat bukan?

Pada umumnya kita selalu mengartikan kata "Berbakat" sebagai sifat dari sesorang yang sangat ahli dalam melakukan sesuatu, biasanya lebih kepada hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan non akademik seperti olahraga, seni, atau yang lainnya. Jadi bisa kita katakan bahwa Ronaldo dan John Bonham memanglah orang-orang yang berbakat. Namun, apakah mereka gifted atau talented?

Ternyata, mereka adalah orang-orang yang talented atau bertalenta atau berbakat. Dari sebuah artikel yang saya baca, berbakat (talented) sendiri memiliki arti  bakat atau keterampilan alami sesorang dalam suatu bidang tertentu khususnya dalam pelajaran praktis seperti tari, musik, desain, seni, dan pendidikan jasmani. 

Bakat (talented) bisa muncul kepada individu mana saja namun, hal ini kembali lagi ke individu tersebut dan lingkungan yang mendukung. Biasanya orang-orang yang berbakat dalam suatu bidang (talented) dikarenakan mereka tumbuh di dalam lingkungan yang juga menggeluti bidang yang sama. Contohnya anak-anak yang lahir dengan kedua orang tua yang berprofesi sebagai musisi cenderung memiliki bakat di bidang yang sama (musik).

verywellfamily.com
verywellfamily.com

Namun, hal ini kembali lagi ke anak-anak tersebut, jika anak-anak mendapat motivasi yang baik, maka ia dapat mengembangkan hal tersebut dan menjadi berbakat dalam suatu bidang, ini dikarenakan bakat tidaklah muncul secara instan namun, dihasilkan dari latihan yang terus menerus dan konsisten. 

Jadi, sebenarnya anak-anak yang berbakat (talented) tidak selamanya lahir dari orang tua berprofesi di suatu bidang, setiap anak bisa berbakat (talented) asalkan ada kemauan dan motivasi yang kuat dari dalam dirinya ataupun lingkungannya.

 Lalu, bagaimana dengan anak-anak yang berbakat (Gifted)?

Setahun yang lalu, saya pernah menulis sebuah artikel yang membahas mengenai sebuah film berjudul "Gifted" yang rilis pada tahun 2017. Kali ini saya juga akan membahas kembali mengenai film tersebut, dalam film ini menceritakan seorang paman yang berusaha menyelamatkan masa kanak-kanak ponakannya, Bonnie, yang merupakan seorang gifted. 

Karakter paman yang diperankan oleh Chris Evan membuat semua penonton terpukau dengan ketampanan dan kelihaian akting dari aktor yang juga pemeran Captain America tersebut. Tapi, kita tidak akan membahas mengenai Chris Evan, tentunya kita akan membahas ponakannya, Bonni, yang merupakan seorang gifted tadi.

youtube.com
youtube.com

Bagi yang sudah menonton film ini tentu sudah mengetahui betapa pintarnya Bonni, seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Bonni mampu memecahkan soal-soal matematika yang sulit, serta bersikap dan memecahkan masalah layaknya orang dewasa. Bonni memang berasal dari keluarga dengan latar belakang akademisi, dimana ibu dan neneknya adalah ahli dalam matematika. Untuk lebih memahami karakter Bonni, mungkin teman-teman bisa langsung menonton filmnya.

Setelah mengetahui tentang kepribadian Bonni dalam film gifted tadi, mungkin kita bisa menyimpulkan apa itu Gifted. Berbakat (Gifted) domainnya lebih kepada pemahaman-pemahaman mengenai matematika, sains, bahasa, sejarah atau hal-hal yang berhubungan dengan prestasi akademik, diisitulah letak perbedaan berbakat (talented) dan berbakat (gifted). 

Selain itu, ada perbedaan lain dari keduanya, berbakat (talented) biasanya hanya mampu menguasai satu bidang saja, contohnya orang-orang yang berbakat dalam seni musik belum tentu mampu menguasai seni tari. Hal ini sedikit berbeda dengan berbakat gifted, mereka memiliki kemampuan penalaran atau perkembangan kognitif di atas rata-rata dan IQ diatas 130 atau melebihi manusia normal lainnya, oleh karena itu, mereka memiliki peluang besar  untuk memahami lebih dari satu pelajaran.

Bonni
Bonni

Wahh pengen punya anak berbakat (Gifted) kayak Bonni, tapi bisa gak ya kalau orang tua dan lingkungannya tidak mendukung?

Gifted dan talented  sama-sama dipengaruhi oleh kecerdasan bawaan (genetik) dan faktor lingkungan. Jadi setiap anak bisa memiliki bakat istimewa (gifted/talented) jika didukung oleh dua faktor tersebut. Akan tetapi, terkadang orang tua sangat mengedepankan obsesi mereka agar anaknya memiliki bakat luar biasa. Hal-hal yang seperti ini sering menciptakan kekeliruan orang tua dalam mengasuh anaknya, ujung-ujungnya apa yanng diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan.

Anak Berbakat (Gifted/Talented) adalah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Setelah membaca subjudul di atas, mungkin pembaca sekalian merasa  aneh dan bertanya-tanya.

"Kok berbakat kaya gitu dibilaang "Anak Berkebutuhan Khusus", yang bener aja?

BENER BANGETT!!! (ehhh kok nge-gass wkwk)

Selama ini kita selalu mengganggap "Anak Berkebutuhan Ksusus" adalah mereka yang (minta maaf) memiliki kekurangan dalam hal fisik dan psikis yang gejalanya terlihat. Anggapan tersebut tidaklah salah. Namun, jika kita mempelajari jenis-jenis kebutuhan khusus (Special needs) maka berbakat (Gifted and Talented) adalah salah satunya. 

Di Indonesia, kebutuhan khusus jenis ini (Gifted dan talented) dikenal dengan istilah Cerdas istimewa/Bakat Istimewa yang biasa disingkat menjadi CIBI. Istilah Cerdas Istimewa untuk Gifted dan istilah Bakat Istimewa adalah talented.

Yang kita pertanyakan sekarang adalah mengapa mereka termasuk orang-orang dengan Special needs?

Misalkan kamu adalah sesorang yang paling pintar di kelas (tapi bukan gifted/talented), kamu akan sedikit berbeda dengan teman-teman lainnya. Ketika amu ingin mempelajari materi selanjutnya, guru harus mengulang pelajaran sebelumnya karena kebanyakan temanmu belum memahami. Atau sebaliknya, kamu adalah siswa yang tidak begitu pintar di kelas, kamu merasa tertinggal dari teman-teman lainnya.

Coba kita bayangkan, betapa bosannya seorang anak harus belajar materi yang begitu mudah baginya dan bahkan pelajaran selama satu semester sebagian besar sudah ia kuasai.

Gapapalah kalau gitu...kan malah bagus, selama di sekolah bakalan juara satu terus kan anaknya.

Mungkin akan terdengar wow, dengan segala kelebihan mereka, anak dengan CIBI akan selalu mendapat juara di kelas. Tapi hal tersebut tidak seperti yang kita bayangkan, mereka akan sangat bosan dengan pelajaran-pelajaran di sekolah bahkan sebagian besar ada yang malas ke sekolah atau tidak peduli dengan apa yang disampaikan guru sehingg mereka terlihat seperti anak yang sedikit terganggu. 

Hal-hal tersebutlah yang membuat anak-anak gifted dan talented membutuhkan pelayanan pendidikan khusus atau pendidikan inklusi. Dimana dala pendidikan tersebut diseting sesuai dengan apa yang mereka butuhkan dan mengembangkan apa yang telah meraka miliki.

Jika anak-anak gifted dan talented mendapatkan dukungan lingkungan yang baik, mereka berpeluang besar untuk menjadi seorang ahli dalam bidangnya. Atau mungkin ada anak-anak di sekitar kita yang terlihat sedikit "aneh" tapi ternyata mereka adalah anak-anak yang berbakat? Oleh karena itu, mari kita hilangkan sebuah stereotipe bahwa anak yang nakal dan terganggu adalah anak yang "bodoh", siapa tau ada keistimewaan besar dibaliknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun