Mohon tunggu...
Sofia Amalia
Sofia Amalia Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Guru PAUD

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Bukan Untuk Dihafali, Tapi Dipahami

13 Maret 2020   17:04 Diperbarui: 13 Maret 2020   17:05 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nanti UAS untuk pelajaran saya ujian lisan ya.., biar saya tau mana yang paham dan yang belum atau yang hanya menghafal.."

"Kalau jawaban yang ditulis gak sama kaya yang di buku..otomatis dehh nilainya bakalan rendah...padahal inti dari  jawaban kita sama aja kaya yang di buku, cuma kata-katanya doang yang beda" dan ini adalah curahan hati dari beberapa siswa.

Ternyata ada guru yang menyadari dan adapula yang berpikir bahwa dengan menghafal sama dengan memahami. Disini saya tidak bermaksud untuk menyalahkan guru. Hal ini juga tergantung dari kesadaran setiap siswa.

Memahami bagaimana cara belajar dari teori Jerome Bruner

Setiap orang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami sesuatu, konteks ini juga masih berkaitan dengan proses belajar. Ketika belajar, seseorang memiliki cara yang berbeda dalam memahami apa yang sedang ia pelajari. Hal ini dipertegas oleh Jerome Brunner, seorang psikolog yang juga pemerhati dunia pendidikan, "Sebaiknya peserta didik membangun pengetahuan mereka sendiri dan belajar dengan mengatur dan mengelompokkan informasi menggunakan sistem pengkodean"

Maksud dari "pengkodean" dalam pernyataan Bruner, setiap siswa membuat kode atau cara yang memudahkan mereka dalam memahami materi yang dipelajari. Ketika diulang kembali apa yang mereka telah pelajari, secara langsung siswa akan merepresentasikan kode-kode yang sudah mereka buat sendiri dan dengan mudah mengulang kembali pelajaran yang sudah dipelajari tadi. Selain itu, Bruner juga meyakini bahwa proses 'pengkodean' akan semakin efektif apabila siswa yang akan mencari sendiri. Proses membangun pemahaman sendiri ini selanjutnya disebut Discovery Learning oleh Bruner.

Tahap Proses Belajar (Peroleh Informasi) pada Anak

Enaktif (0-1 Tahun)

Pada tahap ini anak memperoleh informasi atau berpikir sepenuhnya dari tindakan fisik. Hal ini sesuai dengan tahap sensori motorik yang dikemukakan oleh Jean Piaget seorang psikolog yang ahli dalam perkembangan anak. Jika berpikir secara logis,  mustahi pada anak-anak yang normal mampu menggambarkan apa yang mereka ketahui dengan kata-kata atau yang sejenisnya.

Ikon (1-6 Tahun)

Anak akan lebih memahami apa yan ia lihat atau hal-hal yang visualisasi, hal ini bisa berupa gambar, video, dan lain sebagainya. Ketika kita memberikan informasi atau cerita anak secara verbal (kata-kata) maka dengan menunjukan gambar akan membuat anak lebih memahami apa yang sudah diberitahukan kepadanya. Hal ini juga mendasari mengapa buku cerita anak didominasi oleh gambar-gambar animasi yang menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun