Mohon tunggu...
Soffy Pratamalasari
Soffy Pratamalasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa hubungan internasional/Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik/Universitas Jember

saya ingin pergi jauh dan mendatangi tempat tempat yang bisa membuat saya tenang dengan mendengarkan beberapa genre musik yang saya sukai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Munculnya E-money Dalam Globalisasi: Studi Kasus Indonesia

27 Maret 2023   22:41 Diperbarui: 31 Maret 2023   10:17 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemajuan perkembangan zaman dewasa ini banyak mengalami perubahan khususnya dalam hal perkembangan teknologi dan pola pikir manusia, baik regional maupun internasional yang merujuk pada tingkat kecepatan dan ketepata

n. Kemajuan teknologi tersebut salah satunya mempengaruhi sistem pembayaran yang awalnya pembayaran dilakukan dengan tunai atau cash sekarang berubah menjadi pembayaran elektronik atau yang sering kita sebut  sebagai pembayaran non tunai. 

Perkembangan ini berjalan sangat pesat dengan kemajuan teknologi yang didukung perubahan pola hidup masyarakat yang menuntut segala sesuatu berjalan cepat tanpa hambatan jarak dan waktu. 

Dengan perkembangan ekonomi yang sangat cepat dan kompetitif dengan sistem keuangan yang semakin kompleks membuat banyak perubahan dalam sistem perekonomian yang menggeser peranan uang tunai sebagai satu satunya alat pembayaran. 

Pasalnya uang elektronika memberikan akses kemudahan dalam bertransaksi dimana lebih mudah, efektif dan efisien. Pembayaran elektronika ini juga menjadi salah satu cara untuk meminimalisir kejahatan yang ditimbulkan dari efek membawa uang tunai.

Dalam perkembangannya, banyak negara menemukan serta menggunakan pembayaran elektronik, salah satunya Indonesia. Sebenarnya Indonesia sudah melakukan perkembangan pembayaran elektronik seperti phone mbanking, internet mbanking, debit namun hal tersebut masih dianggap kurang dalam kemajuan perkembangan teknologi saat ini. 

Maka dari itu Bank Indonesia selaku bank sentral Indonesia mengeluarkan inovasi pembayaran dengan dorongan atas kebutuhan masyarakat yang digadang gadang sebagai alat pembayaran yang praktis. Inovasi pembayaran elektronika tersebut yaitu sistem pembayaran electronic money yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 16/08/PBI/2014. Keikutsertaan Indonesia dalam forum ekonomi global juga menjadi salah satu alasan Indonesia melakukan inovasi dalam kebijakan ekonominya terkhusus dalam regulasi metode pembayaran.

Era revolusi 4.0 memunculkan banyak sistem pembayaran yang dapat dilakukan dengan pembayaran digital salah satunya aplikasi. Saat ini bermacam macam aplikasi yang bisa digunakan sebagai saranan pembayaran non tunai. Aplikasi pembayaran digital yang saat ini banyak digunakan masyarakat yaitu shopeepay, dana, ovo, dan gopay. Pembayaran yang dilakukan menggunakan aplikasi tersebut sangat mempermudah masyarakat dalam transaksi di segala aspek, misalnya pembayaran ojek online, pembayaran tagihan listrik/PDAM, pesan antar makanan, dan masih banyak lagi tanpa adanya interaksi langsung antara pelanggan dan penjual.

Kecenderungan masyarakat dalam penggunaan elektronik money memberikan efek bahwa berkurangnya permintaan dan peredaran uang tunai dalam masyarakat yang bisa menyebabkan tingginya velocity of money atau sirkulasi uang dalam perekonomian cenderung tinggi. Hal ini dapat dimaknai sebagai perpindahan uang dalam beberapa periode berjalan sangat cepat dari tangan ke tangan. 

Penggunaan e-money juga dipengaruhi oleh beberapa instansi dalam perekonomian yang mendorong dan mempengaruhi cara kerja masyarakat dalam melakukan transaksi. Dapat kita lihat bahwa saat ini masyarakat banyak menggunakan kartu kredit dalam transaksi pembayaran, artinya penggunaan uang tunai jadi teralihkan dan berkurang sehingga menyebabkan sedikitnya penggunaan yang dibutuhkan dalam proses transaksi jul beli. 

Sebaliknya jika penggunaan uang tunai dalam setiap kali transaksi maka dapat diartikan bahwa akan lebih banyak uang yang dikeluarkan dalam transaksi yang artinya velocity of money akan mengalami penurunan. Maka dari itu velocity of money dapat berubah jika alat transaksinya berubah. Dengan begitu peningkatan uang beredar akan memberikan pengaruh positif terhadap keseimbangan pertumbuhan ekonomi.

Pada saat ini sistem transaksi yang ada di Indonesia semakin mengalami perkembangan yang pada dasarnya bertujuan untuk memudahkan segala aktivitas ekonomi masyarakat ataupun antar pihak pihak  lain baik perorangan, perusahaan, pemerintahan dan sejenisnya. Indonesia sebenarnya dalam sistem transaksi sudah mengalami evolusi sejak dulu. 

Jaman dahulu sering kali disebut dengan barter, fiat money, rekening giro (checking accounts) kemudian yang terakhir electronic money, yang saat ini marak digunakan. Namun konsep transaksi fiat money saat ini juga masih digunakan, artinya penggunaan fiat money atau uang tunai masih ada dan kerap terjadi dalam proses transaksi. Pasalnya tidak semua elemen masyarakat melek terhadap perkembangan teknologi sehingga tidak semua memahami cara kerja uang elektronik. 

Hanya saja eksistensinya sudah tidak sebanyak dulu, banyak masyarakat yang sudah beralih ke model e-money. Dengan begitu menunjukan bahwa electronic money saat ini dalam proses perkembangan dan lambat laun masyarakat mulai mempercayai electronic money. Hal ini dapat dibuktikan dari data Bank Indonesia yang menunjukan kecenderungan masyarakat Indonesia dalam pemakaian pembayaran non tunai mulai diminati, peningkatan ini mulai terjadi pada tahun 2017 sebesar 23.163.529 pengguna e-money. Pasalnya dalam jerat pasar, barang barang yang dijual dalam platform online terhitung lebih menawarkan harga yang relatif lebih murah dibandingkan di toko toko sehingga banyak masyarakat yang kini terbelenggu dalam e-commerce sehingga terpacu untuk melakukan transaksi online.

Perkembangan prasarana pasar dalam sistem pembayaran elektronik merupakan salah satu bagian dari perkembangan tren dalam struktur pasar. Perkembangan dalam struktur pembayaran ini bukan hanya terfokus dalam kecepatan dan ketepatan namun juga dalam segi keamanan dan inovasi yang lebih baik dan memanfaatkan fitur perkembangan teknologi dewasa ini. Penerapan sistem pembayaran E-money ini juga sebagai alasan negara dalam mengoptimalkan daya beli serta sikap konsumsi masyarakat di Indonesia. Maka dari itu Bank Indonesia melihat peluang ekonomi dan dapat mengatur jumlah keluarnya uang yang beredar sehingga memperkecil kemungkinan inflasi.

 E-money bisa diasumsikan sebagai transaksi yang efektif karena proses transaksi bisa dilakukan selama 24 jam selama ada koneksi internet sehingga memudahkan konsumen dalam memenuhi kebutuhan tanpa terburu buru dan tanpa ada patokan waktu, transaksi ini juga bisa dilakukan di mana saja hanya dengan menggunakan aplikasi yang sudah terinstall di smartphone maupun media elektronik lainnya. Adanya e-money juga mempermudah pengecekan arus laju keluar masuk dana yang lebih transparan sehingga tidak dapat dimanipulasi yang  kemudian memberikan keamanan dan kenyamanan konsumen dalam bertransaksi. Sehingga menimbulkan kepercayaan konsumen terhadap penjual.

Sebenarnya dampak dari penggunaan e-money ini menunjukan perilaku positif, berupa meminimalisir inflasi yang diakibatkan dari banyaknya peredaran uang di kalangan masyarakat. Tidak hanya itu saja, beberapa manfaat yang ditimbulkan dari adanya sistem pembayaran digital ini antara lain meningkatnya efisiensi dalam bertransaksi, memberikan kemudahan dalam pembayaran seperti menyediakan beberapa pilihan metode pembayaran, transaksi dilakukan dimana saja dan kapan saja, sebagai pengendalian biaya, dan komisi rendah. 

Selain itu perkembangan e-money juga menunjukan peningkatan infrastruktur dan sistem keamanan negara yang terus dikembangkan dan beriringan dengan era revolusi industry 4.0. Maka dari itu e-money merupakan pembaharuan alat transaksi yang memberikan efek positif terhadap pembangunan ekonomi di Indonesia. 

Namun disisi lain efek kemajuan globalisasi dalam sistem pembayaran mempunyai beberapa efek negatif, antara lain munculnya kejahatan dunia maya (cybercrime), tidak semua orang dapat mengakses internet dengan alasan beberapa wilayah di Indonesia tidak mendukung adanya jaringan internet, terbatasnya kemajuan di Indonesia yang menghambat aktivitas teknologi, serta kurangnya pemahaman mengenai electronic money. Pastinya dalam setiap pembaharuan muncul kekurangan dan kelebihan, sistem pembayaran digital pun tidak luput dari hal tersebut. Tetapi secara garis besar, kelebihan dalam sistem pembayaran digital lebih besar efeknya ketimbang kekurangannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun