Mohon tunggu...
Sofarul Wildan Akhmad
Sofarul Wildan Akhmad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masyarakat Kampungan

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Money

Haji dan Ekonomi Umat

1 Februari 2022   20:51 Diperbarui: 1 Februari 2022   21:00 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

              Kita sering mendengar bahwa ibadah haji merupakan rukun islam yang kelima dan kita juga sering mendengar bahwa melaksanakan ibadah haji itu hukumnya wajib, wajib bagi yang mampu. Nah, kata mampu disini memiliki arti yang sangat luas termasuk mampu dalam hal jasmani juga rohani. Selain itu, mampu dan kesiapan finansial yang mumpuni juga sangat dibutuhkan. Hal ini dikarenakan pelaksanaan ibadah haji dilakukan pada tempat tertentu dalam hal ini dilaksanakan di Arab Saudi. Namun demikian sebagai seorang muslim yang taat akan selalu berusaha untuk menyempurnakan ibadahnya, sebagai bentuk ketaqwaannya kepada Allah SWT.

           Pada hakekatnya, melaksanakan ibadah haji merupakan langkah kita untuk senantiasa mengagungkan Allah. Kalimat kalimat talbiyah yang diucapakan oleh jamaah haji adalah kalimat tauhid yang benar benar bertujuan untuk mengagungkan Allah SWT. Selain itu, ibadah haji dalam segi perekonomian bertujuan untuk mengajarkan kita senantiasa agar bisa mengalokasikan pendapatannya untuk kegiatan kegiatan spiritual termasuk ibadah haji itu sendiri.

             Dalam Al Quran pada Surat Al Imran ayat 97 menegaskan secara jelas bahwa ibadah haji hanya diperuntukkan bagi mereka yang mampu. Secara umum, makna mampu atau istita'ah ialah sehat, baik sehat jasmani maupun sehat rohani, serta mampu secara ekonomi. Sehat secara rohani adalah seorang yang akan melaksanakan ibadah haji itu tidak dalam keadaan sakit yang dapat mengganggu terlaksananya ibadah yang akan dia lakukan, sehat secara rohani adalah seorang yang akan melakukan ibadah haji sudah baligh, mumayyiz atau dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Sedangkan mampu secara ekonomi adalah orang yang hendak berhaji harus memiliki biaya perjalanan ibadah haji (BPIH), mampu membiayai dirinya dan hidup keluarga yang ditinggalkan serta ada bekal masa depan sehingga ketika kembali dari berhaji tidak dalam kondisi miskin.

                Berbicara tentang kemampuan dan kemandirian finansial yang menjadi salah satu pendukung terlaksananya ibadah haji, maka jelas kita akan menyinggung aspek ekonomi. Pada aspek ekonomi terdapat berbagai kegiatan seperti konsumsi, kegiatan distribusi dan produksi. Ketika seorang muslim berniat melakukan ibadah haji maka dengan sendirinya mereka akan termotivasi untuk meningkatkan finansialnya, segala bentuk usaha akan dilakukan agar mereka dapat berziarah ke tanah suci, dari motivasi yang timbul pada diri setiap muslim tersebut sehingga dengan sendirinya kegiatan ekonomi seperti produksi, distribusi dan konsumsi akan berjalan.

               Ibadah haji memiliki manfaat yang sangat luar biasa bagi pengembangan dan kemandirian ekonomi umat, karena mulai dari awal calon jamaah haji telah melakukan kegiatan kegiatan ekonomi seperti ketika mendaftar jamaah haji melakukan investasi dengan meyetorkan dananya, selain itu, dalam segi konsumsi jamaah haji melakukan beberapa pemenuhan kebutuhan untuk persiapan keberangkatan mulai dari menumbuhkan kegiatan ekonomi, mengembangkan ekonomi sekitar, menyediakan kebutuhan untuk para calon jamaah haji sampai kepada oleh oleh jamaah haji.

             Rangkaian ibadah haji memberikan gambaran miniatur ajaran Islam yang tidak memposisikan dunia selalu berlawanan dengan akhirat. Haji memberikan gambaran praktis bagaimana dunia difungsikan sebagai tangga menuju keridhoan Allah dan jembatan menuju kehidupan akhirat. Bahkan ibadah haji menjadi salah satu sebab tumbuhnya berbagai usaha dan bisnis yang sangat profitabel. Seperti layanan tours and travel, perusahaan transportasi, catheringan, penginapan, jasa telekomunikasi,tekstil, perbankan, cargo, perlengkapan tenda, merchandise dan oleh oleh.

              Oleh sebab itu, ibadah haji jika ditinjau dalam bidang ekonomi dapat menggambarkan bahwa ibadah haji itu turut memajukan perkembangan ekonomi rakyat pedesaan yang gambarkan dalam keadaan nyata bahwa ketika seorang yang berniat melaksanakan ibadah haji maka dia akan berusaha untuk mewujudkannya, inilah yang disebut bahwa ibadah haji itu menummbuhkan etos kerja dan menggairahkan sikap hemat dalam mengeluarkan harta, munculnya keinginan menabung untuk mewujudkan keinginan berhaji.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun