Mohon tunggu...
Sofa RahmadayaniNasution
Sofa RahmadayaniNasution Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Seorang yang hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Silent Treatment

7 Desember 2022   14:23 Diperbarui: 7 Desember 2022   14:43 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa sih silent tretment itu?. Silent treatment merupakan sebuah kasus dimana seseorang tiba-tiba diam dan tidak mau menceritakan masalah apa yang sebenarnya terjadi. Silent treatment ini merupakan salah satu bentuk kekerasan emosional, karena sifatnya yang ingin dipahami oleh orang lain dan berharap orang lain peka dengan keadaannya.

Silent treatment bisa dikatakan kekerasan emosional ketika dia menjadikan sifat diam nya untuk membuat orang lain merasa bersalah terhadap perlakuannya dan ketika sifat diamnya tersebut ditujukan dengan maksud untuk balas dendam terhadap seseorang dengan cara mendiamkannya.

Dampak yang ditimbulkan dari silent treatment ini ialah dijauhi oleh orang lain dan membuat orang risih serta merasa tidak adil karena perlakuannya tersebut. Tentu saja kita merasa tidak adil, kenapa tiba-tiba kita didiamkan dan saat ditanya dia kenapa malah jawabnya pikir aja sendiri, atau bisa saja dia bilang tidak apa-apa.

Silent treatment itu bukannya menyelesaikan masalah melainkan dapat merusak sebuah hubungan, baik hubungan dengan teman, pasangan, maupun keluarga kita sendiri. Silent treatment ini biasanya terjadi saat seseorang merasa marah atau capek dalam menghadapi sebuah masalah.

Namun, apakah capek dan marah itu bisa dijadikan alasan seseorang melakukan tindakan silent treatment?. Bisa jadi jawabnya adalah iya, namun disisi lain ada juga yang kurang setuju dengan alasan tersebut. Karena dengan melakukan silent treatment kita tidak akan menemukan pemecahan dalam suatu masalah tersebut.

Terkadang diam memang dijadikan seseorang untuk menghindari kata-kata yang mungkin tidak pantas untuk diucapkan atau bisa jadi diam yang mereka lakukan karena mereka tidak tau harus memberi respon atau tanggapan yang bagaimana terhadap sebuah masalah. Tapi ada baiknya jika kita belajar untuk lebih terbuka dengan cara membatasi hal-hal yang mungkin tidak pantas untuk diceritakan kepada orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun