Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Jejak Luka dan Cahaya Setan di Ujung Jalan

29 Januari 2025   11:38 Diperbarui: 29 Januari 2025   11:41 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atas dorongan ibunya, Pak Hasyim memutuskan mengungsikan Susan ke rumah mertuanya di kota lain.

Cahaya di Ujung Jalan

Di rumah neneknya, Susan mendapatkan ketenangan yang lama hilang. Neneknya adalah perempuan bijak yang memahami bahwa hidup tidak selalu berjalan lurus. Suatu malam, sang nenek membacakan kata-kata yang menggugah hatinya:

"Seks bukan cinta. Berkencan bukan cinta. Berbicara sepanjang malam bukan cinta. Cinta adalah ketika seseorang melihat sisi terburukmu dan masih memilih untuk mencintaimu. Cinta adalah ketika seseorang menggenggammu saat kau menangis. Cinta bukan sekadar kata-kata, tetapi perbuatan."

Susan menangis mendengar itu. Selama ini, dia pikir dia mengenal cinta. Tapi ternyata, yang dia alami bukanlah cinta sejati.

Hari demi hari, Susan mulai bangkit. Dia memperdalam ibadahnya, menerima keadaannya, dan berjanji untuk memberikan hidup yang lebih baik untuk anak yang dikandungnya.

Saat melahirkan, Susan dikaruniai anak kembar. Mereka lahir tanpa nasab seorang ayah, tetapi mereka tetap suci.
Susan tidak ingin anak-anaknya tumbuh dengan rasa rendah diri.

Dia melanjutkan pendidikan lewat program Paket C hingga lulus SMA. Kemudian, dia kuliah di Universitas Terbuka sambil berjualan online untuk menghidupi anak-anaknya. Hidupnya tak mudah, tapi Allah memberinya kekuatan.

Bertahun-tahun kemudian, Susan berdiri di podium. Dia kini seorang penceramah yang disegani, sekaligus seorang pengacara. Dia membela mereka yang terpinggirkan, terutama perempuan yang pernah jatuh seperti dirinya.

KESIMPULAN

Cerita ini menggambarkan betapa kerasnya masyarakat dalam menghakimi seseorang yang jatuh dalam dosa, tanpa melihat akar permasalahannya. Kesalahan bukan hanya milik satu pihak. Andre yang lemah dan penuh tekanan akhirnya memilih jalan yang salah. Susan, yang akhirnya bangkit, membuktikan bahwa kesalahan bukan akhir dari segalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun