Tiba-tiba teleponnya berbunyi.
"Ibu! Ibu ngapain di hotel sendirian? Kok isolasi segala? Gak bilang-bilang dulu ..." suara Dorry, anaknya, terdengar cemas dari seberang.
"Nggak apa-apa, Dor. Ibu cuma mau bersihin pikiran, nyari cara supaya bisa tidur lebih baik. Kan ibu insomnia nih," jawab Denna santai.
"Ya Allah, Bu. Bukan kah ibu sudah bilang, sehat gara-gara jalur langit, terus kenapa mesti ikhtiar jalur duniawi segala?!" Dorry sedikit geli.
"Ya tetap harus usaha, kan, Dor! Masa mau semena-mena cuma karena sehat dari doa banyak orang. Ibu ini mau berhenti merokok, mau tidur nyenyak, biar hidup ibu balance!"
Denna berseloroh sambil tersenyum kecil. Dorry tahu betul bahwa ibunya memang tak setengah-setengah soal apa pun. Kecuali olahraga.
***
Sore itu, Denna pun menjalani rutinitas barunya. Siang hari tak ada tidur. Kalau ngantuk, ia malah bernyanyi dan joget-joget sendiri di kamarnya. Mencoba patuh pada nasehat Psikolog-nya.
Iyaa, Denna yang usianya sudah lebih banyak, dari enam puluh itu, masih bisa goyang ala TikTok, meski tentu saja tanpa penonton.Â
Malam harinya, ia mematikan seluruh gadget, termasuk HP dan laptop, lalu meditasi dalam keheningan.
Tapi perjuangan terberatnya? "Netpilik!" kata Denna penuh drama di telepon malam berikutnya kepada Dorry.