Puisi  |  Duhai Allah-Sayangku
Soetiyastoko
Kebenaran adalah mentari, cahaya pagi
Menyinari jiwa,
menerangi hati.
Kebenaran disetiap ucapan,Â
disetiap langkah kaki,
Janjikan bawa kebaikan,
tuntun ke Ilahi.
Kebaikan adalah taman bunga yang mekar,
di sudut jiwa
Harum semerbak,
menenangkan hati.
Kebaikan budi pekerti, akhlak mulia.
Itulah
pembuka pintu surga
hingga
teramat lebar, bagi pelakunya
Tempat kebahagiaan disaji,
di hamparan tak terkira.
Orang yang selalu berpegang teguh pada kebenaran,
Dicatat di sisi Allah
sebagai
hamba pilihan.
Hatinya tenang,
jiwanya pun tenteram,
kelak nikmati surga yang abadi dan selamanya.
Sedangkan
dusta
bagai kabut di malam hari, sembunyikan kebenaran, sesatkan hati.
Membawa kecurangan, menjerumuskan ke jurang api terpanas Tempat siksaan yang tak terperi.
Pembohong dan pendusta, dicatat di sisi Allah,Â
sebagai penebar masalah.
Hatinya gelisah,
jiwanya pun tak tenteram, tak mati dan tak hidup,
di neraka bersimbah siksaan.
Wahai diri-ku,
pilihlah jalan kebenaran, Tinggalkan dusta dan segala kekejian. Ingatlah selalu,
Allah Maha Mengetahui,
setiap perbuatan-mu,
setiap niat tak terpuji.
Wahai diriku, ...
Berpegang teguhlah pada kebenaran,
Demi kebahagiaan-mu di dunia
dan
akhirat.
Tak ingin-kah kau bersama para malaikat dan orang-orang yang beriman ?Â
Menikmati keindahan surga yang tiada tara.
Wahai diri-ku,
berteguhlah pada kebenaran,
jangan tertipu nikmat dunia
yang
keliru, ....
Yaa Allah,
inilah ujung do'a-ku
kabulkan-lah
duhai Allah-Sayangku
----------
Bumi Puspita Asri, Pagedangan, Selasa 08/07/2024 22:33:47
Dalam dingin yang tak biasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H