Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Blitar - Malang dan Bogor

6 Juli 2024   23:31 Diperbarui: 6 Juli 2024   23:38 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Blitar - Malang dan Bogor

Soetiyastoko

Kuning-coklat bunga tanjung
putih-putih kembang bintaro
pagi itu
adalah
karpet
disepanjang jalan halus
dari
rumah Panjen Kidul
menuju
stasiun sepur Blitar
untuk
ke
Malang.

Semerbak wanginya
semangati gegas langkah
Sedangkan
embun belum waktunya turun
Masih wujud kabut,
tangkapi debu-debu.

Satu dua
buah asem telentang
lepaskan
lelah
berbulan bergelantungan.

Selalu
begitu,
itu dulu
celoteh lelaki tua,
dia
selalu
berangkat panggul sekotak sabun,
pulang tenteng jerigen minyak tanah

di atas goyangan 

kereta api uap,
sesekali hamburkan bintik bara api

Ada pun buku,
sabar
menunggu di rak sekolah

Tahun-tahun berdiri
menghormat arah timur laut
dan
matahari 

di upacara

setiap pagi

(Nipon!)

Baju mori
celana dril kaki
dan
loncat naik kelas
dua kali.

Belum lulus,
kau
diminta bantu peneliti

Tahun-tahun kebanggaan remaja
jadi
tentara pelajar
barisan tegap
berteman lapar.

(kupandangi nisan-mu di gawai ,
cerita-mu meluncur lancar, seperti teks berita berjalan
di siaran televisi pagi)

Puncak kalimatmu
berselimut entah ......
"... aku bukan sarjana
dan
tak pernah bertoga,
tugasku
ajari mereka,
uji mereka,
luluskan mereka,
sandangkan mereka
gelar
sarjana,
di
Bogor ..."

(pohon salam yang kau tanam, masih tegak
di depan rumah peninggalan-mu)

----------
BPA, Bumi Serpong Damai, 12 Agustus 2020
Terkenang almarhum Bapak-ku dengan ucapan "Alhamdhulillah" &
"senyum-mu"
di setiap keadaan, Al Fatihah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun