Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kisah Armen & Nimar: Membentuk Pribadi Tangguh

5 Juli 2024   13:10 Diperbarui: 5 Juli 2024   13:22 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kisah Armen & Nimar: Membentuk Pribadi Tangguh


Soetiyastoko


Di balik gemerlap kota, tinggallah pasangan suami istri bernama Armen dan Nimar. Mereka dikaruniai dua orang anak yang menjadi pusat kebahagiaan mereka.

Armen dan Nimar memiliki keyakinan yang sama dalam mendidik anak-anaknya, yaitu menanamkan nilai-nilai kegigihan, tekad, dan semangat kompetisi sejak dini. Selain ajaran agama, konsekuensi logid atas keyakinan, tiada Tuhan yang lain, selain Allah YME.

Setiap sore, saat anak-anak mereka belajar, Armen dan Nimar pun melakukan hal yang sama. Mereka menenggelamkan diri dalam buku, jauh dari godaan layar televisi, bahkan saat acara favorit mereka ditayangkan. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa belajar adalah hal yang penting dan menyenangkan.

Di luar jam belajar, Armen dan Nimar mengajak anak-anak mereka mengikuti latihan bela diri. Mereka percaya bahwa olahraga teratur tidak hanya menyehatkan fisik, tetapi juga membangun rasa percaya diri dan disiplin. Ibu Nimar dengan penuh kasih sayang selalu memastikan anak-anaknya pergi latihan, tanpa rasa lelah.

Kasih sayang Armen dan Nimar tidak hanya ditunjukkan melalui tindakan, tetapi juga melalui kata-kata. Setiap malam, mereka meluangkan waktu untuk mendengarkan celoteh anak-anak tentang aktivitas mereka di sekolah atau kegiatan lainnya. Mereka mendengarkan dengan penuh perhatian, tanpa menyela, dan memeluk anak-anak dengan erat.

Pengorbanan dan kesabaran Armen dan Nimar dalam mendidik anak-anak mereka tidak sia-sia. Kini, anak-anak mereka telah tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan, disiplin, dan mampu berkomunikasi dengan baik. Mereka selalu berusaha untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan tekun dan pantang menyerah.

Baca juga: Puisi | Maha Kuasa

Namun, Armen dan Nimar sadar bahwa anak-anak tetaplah anak-anak. Ketika mereka melakukan kesalahan, Armen dan Nimar tidak segan untuk menegur atau memarahi mereka.

Namun, di lain waktu, mereka selalu memuji usaha-usaha yang telah dilakukan anak-anaknya. Mereka memahami bahwa pujian dan penghargaan dapat menjadi motivasi bagi anak-anak untuk terus berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun