Penulis di hari kerja pernah bertemu dengan rombongan besar yang menginap dua malam di Hotel bintang 5.
Dalam suatu kesempatan sarapan pagi, penulis semeja makan dengan salah satu peserta.
Dari perbincangan ringan, kami mendapat informasi bahwa mereka bukan datang dari jauh. Mereka tinggal di satu RW yang jaraknya sekitar 3 atau 4 kilometer dari Gedung Hotel bintang 5 itu.
Katanya dari kampungnya terlihat jelas dan megah.
Menabung-lah komunitas itu sejak setahun yang lalu, untuk menikmati fasilitas hotel dan mengjnap di sana.
Pagi dan sore diisi ceramah-ceramah umum singkat tema-tema keluarga dan usaha serta diskusi. Pembicaranya dari kalangan mereka sendiri.
Inginnya mengundang Pembicara dari luar kampung, tetapi ternyata, tarifnya tak terjangkau kas mereka.
Ada berbagai permainam, lomba untuk anak-anak, termasuk renang dan mendengarkan dongeng inspiratif.
Kegiatan yang briliyan ini, bermula dari obrolan tak terpimpin saat ronda.
"Bagaimana rasanya jadi orang kaya Jakarta yang menginap di hotel bintang 5 ?" , sambil menatap tumpukan lampu berbentuk kotak. Lampu - lampu kamar hotel.
"Nggak mungkinlah kita kesitu !" , yang lain menjengkal nasib sendiri.