Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ruang C Dipati Ukur 35

2 Oktober 2023   15:05 Diperbarui: 2 Oktober 2023   22:42 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aah ! Entah apalagi yang diterangkan pak dosen dengan gaya kocak-nya.

Tengkuk-ku terasa lagi, ada yang menjawil-jawil. "Geli-geli gimana, gitu ?!"

Lagi, .... Yaa, langsung wajahku kuhadapkan kebelakang. Entah siapa yang menuntun ke arah wajah dan mata itu lagi. Mata gadis cantik itu lurus ke mata-ku. Jelas ini semacam telepati.

Aku mengerti maksud kata telepati dari kawanku. Dia bilang sebuah perasaan yang amat dalam terhadap seseorang, bisa terkirimkan dan dirasa oleh orang yang dituju.

Waah ! Apakah ini berarti gadis cantik yang biasa tak bergincu atau pun bedak itu, punya rasa mendalam kepadaku ?

Masalahnya, "rasa mendalam-nya" itu suka atau benci ?! Aku tak berani menerka-terka.

Nyatanya kali ini tanpa rasa terjawil ditengkuk-ku, kutengok wajahnya. Dia sedang menunduk, mungkin sedang menulis sesuatu. Kupandangi terus, lalu akhirnya dia langsung melihat kearahku. Langsung menatapku, tanpa senyum. Inikah saling bertelepati itu ? Pembaca, menurut kalian apa yang menggerakan peristiwa ini. Infra red-kah atau bluethoot-kah ?

Saling pandang itu entah berapa kali dan berapa lama. Lisa yang duduk tepat dibelakangku tiba-tiba mengikuti arah mataku, "Joko, lo ngliatin siapa ?!" Lisa pun bisik-bisik menyambung, "Lo, lihat-lihatan sama .... " Dia sebut namanya. Lalu , "Joko, Lo naksir dia yaa ? Iyaa, 'kan, .... Entar gue kasih alamatnya, ..."

Enaknya duduk dideretan paling depan di Ruang C, wajahku tak terperhatikan dosen. Sebab posisi kepala mahasiswa, sejajar dengkul dosen. Aku tak peduli, apalagi yang diucapkan Lisa untukku.

Kutatap lagi mata tajam agak sipit itu, dia pun membalas pandang. Seperti tadi, tanpa senyumnya atau senyumku. Disaksikan jantung yang berdegub kencang !

Ini gara-gara kuliah, belum mandi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun