Puisi  |  Merinding
Soetiyastoko
Gulita dan anjing-anjing
yang
terus menyalak
Bintang tak satu-pun
yang
hadir memandu langkah
Aku tak ingin kemana-mana,
menangis dikuburan
memeluk papan nisan
yang masih goyah, ...
Aku mencoba untuk tetap kental dalam kesadaran
Aku tak ingin goyah,
telanjangkan duka
Tapi
ku-tak-mampu
tetap
rebahkan bulu-bulu roma
Tengkuk-ku dingjn, baju-ku basah :
keringat
Kunang-kunang diantara buluh padi dua puluh satu hari,
tari-kan sendu tak terduga
Suara-suara anjing itu kini lengking memanjang
BRRAAAKKK !
Seperti blandar rumah patah !
Entah suara apa, ...
rusuk-rusuk dada-ku
ketakutan
digedor-gedor jantung yang berontak
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!