Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Cara Penetapan Harga

4 September 2023   13:41 Diperbarui: 4 September 2023   17:04 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cara Penetapan Harga

Serial Pemasaran

Soetiyastoko

Barang yang sama, dalam kenyataannya bisa dijual dengan harga yang berbeda-beda. Lho kok bisa ? Apakah bisa terjual, bisa laku ? Yaa, masing-masing harga ada kelompok pembelinya.

Penetapan harga produk atau jasa bagi produsen-penjual berbeda dengan cara seorang pedagang atau reseller. Perlu diketahui bahwa pola pikir seorang industriawan/pebisnis, amat berbeda dengan pedagang/ trader.
Industriawan berpikir jangka panjang untuk siklus produknya, sedangkan pedagang sebatas mencari produk yang paling laku dijual dia amat jarang melakukan upaya promosi. Promosi adalah wilayah pemasar, dalam hal ini produsen.


Peran Menejer Produk
Dalam pemasaran sebuah industri, seorang menejer produk, adalah orang yang bertanggungjawab menetapkan harga suatu produk. Tentu saja dia sebelumnya sudah memiliki data dari pabrik. Diantaranya tentang kapasitas produksi per kurun waktu tertentu, hingga biaya perproduk ketika siap dijual, Cost Of Good Sold (COGS)

Sebaliknya, pihak pabrik, sebelumnya telah menerima disain produk dan kemasan, nama produk, hingga petunjuk dan penjelasan penggunaan serta hal lain yang harus diketahui konsumen. Segala sesuatu yang perlu disematkan pada kemasan atau produk.

Komnikasi antara menejer produk dengan pihak pabrik harus intens. Kerjasama mereka harus lancar dan baik. Dalam hal ini sangat jelas, pihak pabrik memproduksi produk berdasarkan spesifikasi yang ditetapkan oleh menejer produk. Terkadang spesifikasi itu awalnya ada beberapa dan diajukan pihak pabrik ke bagian pemasaran, dalam hal ini menejer produk.

Menejer produk memilih dan menetapkan ceruk pasar atau target market yang akan dituju. Berdasarkan itu pula dia tentukan nama produk, slogan promosi, media promosi, distribusi produk. Tentu saja dia juga menetapkan margin keuntungan bersih per produk dan harga jual.

Harga jual untuk ceruk pasar yang sempit, biasanya bisa lebih besar dibanding dengan yang pasarnya luas.

Produk bisa dipilihkan /disasarkan pada masyarakat dengan sosial ekonomi tinggi. Produk yang dijadikan elitis untuk pasar papan atas, dibubuhkan atribut prestisius ; tentu harus dijual dengan harga tinggi. Disertai dengan jumlah produksi terbatas dan hanya dijual di gerai tertentu dan "berkelas". Orientasi pada keinginan /want.

Berbeda dengan produk yang target pasarnya semua kalangan atau lebih spesifik yang dijual untuk kaum marginal yang daya belinya relatif rendah. Seringkali berorientasi kebutuhan /need.

Apapun segmen atau ceruk pasar yang dituju, semua ada plus dan minusnya tersendiri.

Fakta Rentang Harga
Kita bisa temukan sikat gigi yang dijual persatuan dengan harga Rp 3 ribu, di rak yang sama ada yang dijual seharga Rp 35 ribu. Masing-masing laku. Tentu fungsi sikat gigi itu sama, hanya berbeda sedikit pada kenyamanan penggunaannya.

Pada contoh lain, sebotol air minum dengan merk dan ukuran kemasan yang sama, dijual dengan harga yang berbeda-beda. Mengapa bisa berbeda harga ? Ini pengaruh lokasi penjualannya. Di warung pinggir jalan Rp 2 ribu, di warung padang Rp 5 ribu, di restoran Rp 10 ribu dan di hotel bintang 5 Rp 25 ribu. Semuanya terjual.

Kecemasan Dalam Penetapan Harga
Adakalanya produsen-penjual takut-takut dalam menetapkan harga produk fisik atau jasa-nya. Sebab takut kalah bersaing dan tidak laku.

Kecemasan di atas  tidak perlu terjadi, bila dia sudah dengan jelas menetapkan target atau ceruk pasar yang dituju. Termasuk target keuntungan yang harus didapat.

Seorang penyanyi ada yang menetapkan tarif tampil di panggung Rp 150 juta dengan 5 lagu. Ada pula yang menetapkan Rp 500 ribu dari pagi hingga senja. Semua tergantung cara mengemas citra diri, per-merk-an - branding.

Pilih Branding Atau Perang Harga
Perlu diketahui, branding, citra perusahaan atau merk itu ada harganya. Seseorang merasa mendapatkan keuntungan psikologis dan prestis ketika menggunakan jasa dekorasi pesta atau jasa perias pengantin tertentu.

Jika seorang pebisnis jasa atau produk ingin tetap eksis dan berkembang, dia tidak akan memilih strategi perang harga. 

Saling menurunkan harga adalah indikator usaha itu tak akan mampu bertahan.

Bersaing itu pada kualitas produk, citra, pelayanan, integritas dan kepercayaan serta kepuasan pelanggan.
Pelanggan yang puas adalah bagian pihak yang akan ikut mempromosikan jasa dan produk yang kita jual.

Komponen Harga
Terdiri dari target pasar dan  harga pokok, margin keuntungan, biaya distribusi, biaya promosi. Ditambah "biaya kelebihahan / over head cost" terdiri dari pajak, keuntungan penjaja / reseller dan lain-lain.

Dari semua komponen di atas terbentuklah harga jual. Ingat tak ada harga kemahalan atau kemurahan, setelah dengan rinci kita tetapkan strategi pemasarannya atau rencana bisnis-nya.

Kini, jangan cemas dan ragu dalam menetapkan harga. Bila ada calon konsumen yang batal transaksi karena alasan harga, itu bukan target pasar kita. Tak usah cemas, tapi temukan target pasar kita. Tak perlu merusak harga yang sudah kita tetapkan.

Yakinlah bahwa setiap jasa atau pruduk yang diniatkan untuk dijual, pasti ada calon pembelinya.
Allah akan mengirimkan pembeli kepada penjual, jangan lupa berdoa.

Selamat menjual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun