Modal Tempe & Kerupuk : Indonesia Emas 2045, Akankah ?
Soetiyastoko
Sahabat Kompasiana, apakabar ?
Pernahkah kalian rasakan: gemuruh debar di dada, kala melihat bendera dikibarkan, diiringi lagu Indonesia Raya. Usai tim olahraga kita memenangkan sebuah pertandingan internasional.
Itukah sebuah "bangkitan" perasaan kebangsaan ? Memunculkan haru dan bangga yang luar biasa, atas sebuah pencapaian yang dinyatakan hebat, dari perjuangan yang tidak mudah.
Juara, tidak sekedar hasil dari rentetan peristiwa kompetisi yang memakan waktu beberapa hari saja. Tetapi ujung sebuah proses perjuangan dalam koridor disiplin dan rutinitas pengembangan diri yang lebih hebat, dari pada upaya yang sama -yang- dilakukan para pesaing.
Tentu saja diiringi keyakinan doa yang akan dikabulkan oleh Sang Maha Pengabul doa.
Ada keinginan yang dijadikan sebagai tujuan. Ada data dan pengetahuan sebagai dasar penetapan rencana kerja. Berupa rentetan proses mencapai tujuan-tujuan antara, hingga sungguh siap dan prima menuju kompetisi.
Sekali lagi, sebuah kemenangan adalah ujung dari upaya besar yang tidak mudah, bahkan ditebus dengan pedih dan lelah. Selain biaya dan kesungguhan.
Proses dan peremcanaan serta tindakan atau action adalah bagian dari ikhtiar menjemput karunia Tuhan. Yaitu kemenangan yang menggetarkan jiwa dan membanggakan bangsanya.
Mereka patut mendapatkan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tidak hanya disuarakan diujung bibir saja.
Para atlet itu, adalah pejuang yang memperkuat kohesi kebangsaan dan raaa percaya diri sebuah bangsa. Untuk mencapai sesuatu di atas capaian bangsa lain.