Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Teman SMP

31 Oktober 2022   13:01 Diperbarui: 2 November 2022   02:16 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi  |  Teman SMP 

Soetiyastoko 

Halo, ini aku ... 

Masih ingatkah padaku ... 

kita pernah satu sekolah 

walau dulu tak pernah sekelas 

ku pernah pinjam catatan padamu, ...

tulisanmu indah dan rapi

*** 

Yaa, aku ingat kamu 

juga 

nama lengkap-mu 

pun 

senyum manis lesung pipit-mu, 

kamu tinggal di mana sekarang 

Kalau aku 

kini di Tangerang 

dekat ICE dan AEON 

*** 

Terima kasih, 

dari mana kamu tahu 

nama lengkap-ku 

dan 

ingat senyum-ku ? 

......

Sejak pindah dari SMP di Bandung 

aku tinggal di Nggenuk-Semarang 

sampai sekarang 

*** 

Ooh yaa, ... ! 

Aku juga pernah tinggal 

di jalan Parangkembang, 

Tlogosari-Semarang, 

sayang kita tidak jumpa 

saat aku dulu di situ, .... 

......

Yaa tentang kamu, 

bagaimana bisa kulupa 

kamu tiap kwartal 

dipanggil ke-muka saat upacara, 

kamu selalu juara umum ke-satu 

Kulihat binar mata-mu, 

tersenyum 

terima hadiah 

dari Ibu galak 

yang 

kepala sekolah 

*** 

Aah, .... 

Kamu bisa saja, .... 

......

Ooh yaa, 

dulu aku sering diam-diam 

memandangi 

wajah cantik-ayu-mu, lho ...! 

Aku pun berandai-andai 

secantik kamu, 

apa yaa rasanya, 

jadi jelita banyak yang naksir ? 

Apakah sama dengan tinggal memilih kue di etalase bakery ? 

*** 

Hai, kamu 'kan, cerdas dan manis !  

Lelaki terhebat pun minder pada-mu 

Bukan tak ada yang naksir 

kamu 

Kakak-ku pun suka kamu 

tapi takut patah hati, 

bila kau tolak 

Dia memilih diam dan tetap bebas mengagumi-mu 

*** 

Wauu ! 

Kenapa dulu kamu tak bilang ? 

Aku juga suka kangmas-mu, 

yang suka jemput kamu itu 'kan ? 

Aku sempat cemburu pada-mu, 

dia baik dan ganteng 

Kukira dia pacarmu ! 

.......

Setelah kutahu dia kangmas-mu, 

maka 

sering kupinjam buku pada-mu. 

Terus-terang, 

biar ada alasan ke-rumah-mu 

tapi sayang,

tak pernah bertemu kangmas-mu 

Aku malu menanyakan-nya pada-mu 

Kalau sore dan minggu kemana saja saat itu kangmas-mu ? 

*** 

Kangmas-ku mencari rumput 

untuk kambing kami, ... 

Kamu, ... 

Teman-ku yang hebat 

Mestinya kamu jadi kakak iparku 

yang 

lahirkan keponakanku yang cerdas dan rupawan 

......

Tapi, sudah-lah 

Kedele sudah jadi tahu 

tak mungkin 

dijadikan tempe lagi ! 

"Laaap, ...!" 

(Bateray gawai-ku habis. Percakapan di medsos pun terhenti. Hai ! Teman SMP- ku setengah abad yang lalu. Nanti kita ngobrol lagi !) 

*** 

Serpong, Jumat 1 Juli 2022 Yang bisa kucatat dari cerita istriku yang gesit dan hingga kini tak segan meminjamkan buku-bukunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun