Puisi | Wahai Bangsa-ku

Puisi  |  Wahai Bangsa-ku

Soetiyastoko

77 tahun usia proklamasi merdeka telah berjalan

Para patriot pejuang 45, tak semua ada kuburannya

Baca juga: Puisi | Pelumas Rapat, Para Hebat

Sebagian terserak antara Karawang - Bekasi

Lainnya tersebar diseluruh pelosok negeri

Benarkah kita semua telah mensyukuri hasil perjuangan mereka, karunia-Nya ?

Kita meng-aamiin-kan Pancasila, landasan berbangsa.

Baca juga: Puisi | Jelaga Politik Identitas

Bangsa yang menyatakan diri,
ber-Ketuhanan
Yang Maha Esa

Baca juga: Puisi: Sangkakala

Semoga tidak hanya
di bibir
tapi,
terpenting menyala
di hati

Jika benar demikian
yang
kita yakini,
selain bersyukur atas
karunia-Nya, ...

Mestinya,
setiap kita
patuh dan taat
kepada Allah
Amat takut
dan
tidak berani
melanggar firman-Nya.

Sehingga, mestinya
tidak ada pengkhianat
tidak ada maksiat

Tidak ada:
sogok-menyogok
selingkuh kebijakan
pengutil anggaran
peras-memeras,
saling menyandera

atau

jadi babu
penjarah tanah dan laut serta apa saja,
rakus
Tak takut murka
Allah,
demi bisa kaya !
dan
nikmat malsiat yang hina

Wahai Bangsa-ku, ...

Pantas-kah
kita
seperti
itu ?

(Ayo tak usah dipikir dan dijawab dulu. Kita lanjutkan tegak-kan gapura kampung kita, gegap gempita  bangkit lebih cepat, tumbuh lebih kuat)

Kita tahu, ...

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui".
(Al-Baqarah [2]:188)***

Masih berani-kah kita
untuk
ingkar,
bermaksiat kepada-Nya ?

-ooo0ooo-

BPA, Jumat 05/08/2022 03:02:44 . Hening, saatnya permohon dijulurkan, ingin gapai ridho-Nya.

***
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.quran.kemenag