Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Wahai Bangsa-ku

5 Agustus 2022   04:17 Diperbarui: 5 Agustus 2022   05:44 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mestinya,
setiap kita
patuh dan taat
kepada Allah
Amat takut
dan
tidak berani
melanggar firman-Nya.

Sehingga, mestinya
tidak ada pengkhianat
tidak ada maksiat

Tidak ada:
sogok-menyogok
selingkuh kebijakan
pengutil anggaran
peras-memeras,
saling menyandera

atau

jadi babu
penjarah tanah dan laut serta apa saja,
rakus
Tak takut murka
Allah,
demi bisa kaya !
dan
nikmat malsiat yang hina

Wahai Bangsa-ku, ...

Pantas-kah
kita
seperti
itu ?

(Ayo tak usah dipikir dan dijawab dulu. Kita lanjutkan tegak-kan gapura kampung kita, gegap gempita  bangkit lebih cepat, tumbuh lebih kuat)

Kita tahu, ...


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui".
(Al-Baqarah [2]:188)***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun