Puisi  |  Penuh Debat : Azab Atau Ujian
Soetiyastoko
Pagi ini kerikil dan batu
jalan kampung menuju kota
belum bersolek
setelah semalaman mandi
di tengah kemarau
Belum ada roda  yang mencumbu jalan ,
orang-orang
yang tani
sudah berkeringat,
yang ngantor
masih meringkuk
Di tengah pandemi ini
menyiangi-mengairi-merawat padi
kerja
yang
tak pernah
berhenti
Kala
kantor-kantor
jadi
tempat bermain
para hening dan sepi
(Saat penuh debat, kelahiran berlomba dengan kematian)
Pemutusan hubungan kerja, berita biasa, dikala penggali kubur kewalahan,
minta bala-bantuan
Antara wabah, musibah, azab, ujian dan berkah-rahmat, terkadang datang bersamaan-berhamburan
Sementara jalan desa tanpa gurau anak-murid
dan debu di bangku di sekolah,
adalah
catatan kerinduan
belajar bersama
Untuk jawab semua soal
....
Tak perlu saling jelas-kan
karena
setiap yang tertimpa-lah
yang
tahu makna dan hakekat-nya,
sedang
di-uji-Nya
atau
tengah
di-azab
Terpulang apa
yang
masing-masing
kerjakan,
sebelum
musibah
melanda
(Penuh debat, azab atau ujian-kah ? Sekali lagi, setiap kita tak perlu menjelaskan atau mencoba bertanya, ...)
***
Bumi Serpong Damai, Rabu 15 Juni 2022, redup diselimuti awan kelabu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H