Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Penuh Debat: Azab Atau Ujian

15 Juni 2022   14:39 Diperbarui: 15 Juni 2022   15:00 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi  |  Penuh Debat : Azab Atau Ujian

Soetiyastoko

Pagi ini kerikil dan batu
jalan kampung menuju kota
belum bersolek
setelah semalaman mandi
di tengah kemarau

Belum ada roda  yang mencumbu jalan ,
orang-orang
yang tani
sudah berkeringat,
yang ngantor
masih meringkuk

Di tengah pandemi ini
menyiangi-mengairi-merawat padi
kerja
yang
tak pernah
berhenti

Kala
kantor-kantor
jadi
tempat bermain
para hening dan sepi

(Saat penuh debat, kelahiran berlomba dengan kematian)

Pemutusan hubungan kerja, berita biasa, dikala penggali kubur kewalahan,
minta bala-bantuan

Antara wabah, musibah, azab, ujian dan berkah-rahmat, terkadang datang bersamaan-berhamburan

Sementara jalan desa tanpa gurau anak-murid
dan debu di bangku di sekolah,
adalah
catatan kerinduan
belajar bersama
Untuk jawab semua soal

....

Tak perlu saling jelas-kan
karena
setiap yang tertimpa-lah
yang
tahu makna dan hakekat-nya,
sedang
di-uji-Nya
atau
tengah
di-azab

Terpulang apa
yang
masing-masing
kerjakan,
sebelum
musibah
melanda

(Penuh debat, azab atau ujian-kah ? Sekali lagi, setiap kita tak perlu menjelaskan atau mencoba bertanya, ...)

***

Bumi Serpong Damai, Rabu 15 Juni 2022, redup diselimuti awan kelabu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun