Puisi  |  Bau Knalpot
Soetiyastoko
Kamu ngajak balikan ?
Setelah kau tinggalkan begitu saja
Setelah anak-anak kita jelang remaja
dan
terkenal,
setelah bisa cari uang
Apa kamu tak malu ?
Tidak !
Sudah begitu lama
kusendirian mengurus mereka
Tuhan, membuatku mampu
sampai di waktu ini
dan
baik-baik saja
Tidak ada untung-nya
menerima permintaan-mu
untuk balikan
Secara agama-pun
tak bisa dibenarkan,
sudah kau talak tiga
Sedang aku belum menikah lagi
Bukan-kah perempuan-perempuan-mu
lebih muda, lebih sexy
lebih manja
gelendoti-mu
Apa yang kau cari dari-ku
yang
kata-mu dulu:
bau knalpot !
Sudah !
Sana-turun !
Aku mau narik lagi !
(Blok M, Blok M, Blok M, ... ! Metromini itu meloncati beton pembatas jalan. Para penumpang diam saja. Sudah biasa, yang penting sampai dengan selamat. Meski bau keringat dan asap knalpot)
***
Secuil kenangan, duduk dibelakang kursi Bu Sopir, usai lari pagi seputar Monas.
Medio 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H