Puisi  | Tikar Pandan
Soetiyastoko
Sembilan bintang
yang  dulu
kita tandai saat bermesraan
dalam gelap, malam ini
masih di tempatnya
Aku tak berani
membayangkan,
kau saat ini
dimana,
dengan siapa
Aku terapung-apung
dalam gelombang cemburu
Apakah salah,
sudah demikian
mencintai-mu
Lalu
kau
pergi
begitu
saja
(Kutepis nyamuk-nyamuk yang mengganggu anak kita, tidak-kah kau rindu-kan ?)
Di atas tikar pandan
kami kau tinggalkan,
di mana hati-mu
dan
firman-firman mulia yang kau ajarkan pada-ku, sebelum aku jatuh cinta, terbius rayuan-mu
Aku tak mengerti,
kini
tak ada jejak-nya
di diri-mu
(Mestinya aku bersyukur, terlepas dari lelaki yang hanya numpang hidup pada keluarga-ku)
Aku harus tegar
meniti waktu
tanpa kamu.
***
Suatu ketika, saat bulan mati dan gelap sempurna, terbaring redakan rindu, di sebuah teras terbuka bertikar pandan.