Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tikar Pandan

27 Mei 2022   18:05 Diperbarui: 8 Juli 2024   11:32 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi  | Tikar Pandan

Soetiyastoko

Sembilan bintang
yang  dulu
kita tandai saat bermesraan
dalam gelap, malam ini
masih di tempatnya

Aku tak berani
membayangkan,
kau saat ini
dimana,
dengan siapa

Aku terapung-apung
dalam gelombang cemburu
Apakah salah,
sudah demikian
mencintai-mu

Lalu
kau
pergi
begitu
saja

(Kutepis nyamuk-nyamuk yang mengganggu anak kita, tidak-kah kau rindu-kan ?)

Di atas tikar pandan
kami kau tinggalkan,
di mana hati-mu
dan
firman-firman mulia yang kau ajarkan pada-ku, sebelum aku jatuh cinta, terbius rayuan-mu

Aku tak mengerti,
kini
tak ada jejak-nya
di diri-mu

(Mestinya aku bersyukur, terlepas dari lelaki yang hanya numpang hidup pada keluarga-ku)

Aku harus tegar
meniti waktu
tanpa kamu.

***

Suatu ketika, saat bulan mati dan gelap sempurna, terbaring redakan rindu, di sebuah teras terbuka bertikar pandan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun