Puisi  | Dahi-ku Dikecup Ibu
Soetiyastoko
"Pujilah jua Tuhan-mu,
apapun keadaan-mu"
Sebuah kalimat dari ibu,
yaa, dari ibuku
yang melahirkan-ku"Ketika kamu lucu
dan bau
atau saat menjerit wangi,
ibu tetap memeluk-mu,
sayangi-mu"
Disajikannya sarapan
untukku
lengkap dengan kasih-nyaTerkadang dalam orchestra rasa,
kali itu
hanya dengan kendang saja
iringi lidahku menari"Anakku, Tuhan menyayangi-mu, lebih dari sayangnya ibu pada-mu"
Keringat didahiku, diusapnya
"Jika hari ini kau kecewa dan patah hati, Tuhan sedang dewasakan-mu. Ajarkan-mu untuk selalu bersyukur. Mengujimu untuk tetap tangguh"
Tutup gelas itu dibukanya
dan
kureguk hangatnya
kasih ibu"Dia, sudah siapkan jodoh-cinta
setara dengan-mu, perbaik dirimu jika ingin-mu adalah yang terbaik"Kucium tangannya
dipeluknya aku
dan
dahiku, dikecup ibu"Kau boleh kecewa dan bersedih, tapi jangan lama-lama. Agar jodoh-mu tak menjauh"
Dilepasnya aku
dipintu pagar
sampai aku belok kanan
dan
senyum ibu
tak kulihat lagi
(Mungkin beliau masih termanggu disitu, doa-kan aku)***
BPA-BSD, Tangerang, kabut mulai turun di sebuah kota besar tapi masih kabupaten, minggu 13 februari 2022