Diary  |  JNE, Aku Bersamamu Sama-Sama Berharap Maju
Soetiyastoko
Aku sudah tidak bisa disebut muda, menjadi pengemudi ojek online bukanlah pilihan yang tepat, mengingat kondisi fisikku. Tetapi apaboleh buat, ini kukerjakan, kutekuni demi kehidupan keluargaku. Sebuah cara bertahan hidup yang bisa kukerjakan.
Aku sudah tidak mau mengeluh, karena mengeluh sama sekali tidak akan mengurangi rasa lelah dan sakit disekujurku. Namun bisa terlenakan rasa-rasa tidak enak itu dengan terus men-dawam-kan namaNya.
Pendapatanku tidak banyak, tidak berarti, tidak bisa menabung. Menabung pasti bisa dilakukan, kalau mau menekan pengeluaran konsumptif.
Aku punya target jumlah target tabungan yang harus terkumpul paling lambat dalam 2 tahun. Niat karena Allah itu tercapai dalam 20 bulan. Uang itu cukup untuk membuka agen JNE.
Aku dan istriku bergantian jaga konter. Terkadang sambil mengajari anakku belajar. Atau mengerjakan pekerjaan rumah.
Sesuatu yang selama ini belum kupunyai, kini kami punya ruang ber-AC. Ruang konter, sekaligus tempat ngadem. Dikala udara di luar memeras keringat. Ini sangat beda dengan saat aku aktif ngojek online.
Kalau paragraf ini kutulis, bukan untuk merendahkan profesi ngojek. Tetapi karena ngojek-lah, sekarang aku bisa begini.
Usaha agen JNE-ku, pertumbuhannya belum sampai tahapan yang ku targetkan. Tetapi sudah menyamai hasilku ngojek online.
Kini, aku tidak lagi kepanasan dan kehujanan. Tinggal berdoa dan sabar menunggu orang datang, untuk mengirimkan paket.
JNE, aku bersamamu. Sama-sama berharap maju.
***
JNE31tahun,
JNEMajuIndonesia
#jnecontentcompetition2021Jalan Mangga Raya, Blog AG, Bumi Puspiptek Asri ceria. Â Senin 32 Januari 2022, Cucu-cucu belum pulang, riang bermain diruang tengah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H