Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentang Makna

5 Oktober 2021   02:22 Diperbarui: 5 Oktober 2021   02:57 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tentang Makna

Katamu, hatimu sesepi kuburan
menunggu jawaban pernyataan cinta

Aku bilang, keliru
tempat itu adalah kegaduhan
jerit-tangis, siksa tak terperikan
hanya
saja
kau
kurang konsentrasi
untuk bisa mendengarnya.

Banyak yang minta waktu sejenak
dihidupkan lagi
demi
hapuskan dosa.

Aku tidak sedang alihkan perhatianmu
juga bukan berkotbah,
tapi
tahukah makna kata yang kau ucapkan ?
kata yang kau harap
aku terima
dan
sedang kau tunggu
jawabanku.

Kalau saja kau tahu
makna sesungguhnya,
kau pasti tak tunggu jawabannya.

Sedang,
yang kau ucapkan itu
kau artikan sebagai penguasaan,
pemilikan,
pembatasan, sekaligus merampas
kemerdekaan.

Cinta sejati, tak seperti itu
tetapi
tentang
pembebasan, pemerdekaan
sekaligus
pengabdian, curahan kasih,
hanya
memberi
tak harap kembali
seperti
kasih ibumu, besarkan kamu.

Jika, itu maksudmu
mestinya
hatimu tak jadi kuburan
hanya karena tunggu
jawaban cinta.

Kau mesti belajar lagi.

Makasar, kamar Hotel Dinasti, serba merah dan kuning emas, serasa sedang awasi pembangunan tembok cina yang perkasa itu.
Awal tahun 1999.


Soetiyastoko

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun