Pendar cahaya mata
dan
coretanmu didinding pabrik
terbaca pilu dalam merah darah
lengkap rambatan ceceran kental
"Irisan luka"
dua kata yang kau tulis
Wabah ini menguras segalanya
tagihan asuransi pendidikan
premi bpjs
pulsa internet belajar anak,
seperti talang
yang
terlalu panjang
untuk
bisa
sekedar teteskan rembesan pancuran
Kau isyaratkan
tak butuh saputangan
atau
gumpalan kotak tissu,
itu
terlalu mewah
Besok pagi
harus pindah
ke tempat yang belum
kau
tau
Tabungan perpanjangan kontrak
rumah petak
telah lewat
dibawa obat
dan
tabung oksigen
pengantar kematian
pasangan harimu
renangi nestapa,
yang
jadi
cerita
Cerita yang jelma lokomotif
penarik iklan
di
layar datar
Cerita yang luberkan timbunan air mata,
seraya tebalkan dompet
pembaca berita  yang disiarkan
Derita dan kemiskinan
tak sempat kau keluhkan,
ketika
lapar pun jadi temanmu tertawa
Berkas surat pe-ha-ka
erat ditanganmu
akan
kau bingkai logam emas
Walau
kau belum tau
di dinding kontrakan mana,
akan
kau pajang