Mohon tunggu...
Soetiyastoko
Soetiyastoko Mohon Tunggu... Penulis - ☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Marketer, motivator yang gemar menulis, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Senja 1

15 Juli 2021   05:42 Diperbarui: 29 Juli 2022   21:29 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi  |  Senja 1

Soetiyastoko

Apa yang kau baca

pada 

senja hari ini

dari langitnya 

Baca juga: Senja 2

yang abu-abu ?


Jangan kau tanya, 

kemana semburat sendunya

Baca juga: Senja 3

Jika oranye, kuning 

dan merah tak hadir pun,

warna darahmu 

masih yang kemarin.


Apa yang kau baca

pada jalan desa 

yang 

semakin sempit

menuju rumah ?


Jangan kau tanya 

kerikil 

yang berbedak debu

atau

sandal jepitmu 

yang 

tiba-tiba terperangkap 

gundukan ilalang kering.


Kau 

rindu 

jerami padi, 

yang 

tak pernah ada lagi 

di desa kita ini.


Bahkan, ....


Aku sudah lupa 

bagaimana panen julur padi 

dengan 

ani-ani

Ajakanmu pulang 

baru kutunai 

hari ini


Kuharap 

fajar 

yang sambut,

nyatanya 

sang senja abu-abu

ulurkan

dekap


Rantau 

telah membuat 

jarak panjang 

ke masa lalu

dan

senja selinap

saat

kuketuk pintu

Kekasih, seminggu disini

katamu pelukanku,

beda

lebih berasa hangatnya

begitu mesra

Kuturuti mau-mu: 

petik sendiri

buah kelapa muda

dari pohon paling tinggi

(Tubuh-ku gemetar, naik pelan-pelan, pohon itu kudekap. Semut menggigit tak kupedulikan, takut kulawan, sudah bertahun tak memanjat seperti ini. 

Semoga ini tanda-tanda janin keturunanku akan datang)

Soetiyastoko, di ujung 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun