Mohon tunggu...
Suta Wreda
Suta Wreda Mohon Tunggu... -

(QS 103) - saling berpesan dalam kebenaran dan dalam kesabaran."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bercermin pada Bimasena (Mahabarata)

9 November 2016   15:31 Diperbarui: 9 November 2016   15:56 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Uraian hakikat hidup yang gaib itu membuat Bima tercengang, tak kuasa berkata-kata.

Dewa Ruci melanjutkan, “Siapakah yang lebih besar, wahai Panduputra, engkau atau alam semesta yang ada di dalam tubuhku? Aku adalah jagad besar atau makrokosmos dan engkau adalah jagad kecil atau mikrokosmos yang ada di dalam aku.”

Bima yang semula ragu, apakah dia akan bisa masuk ke dalam lubang telinga Dewa Ruci, menjadi mantap setelah mendengar uraian ringkas itu. Tanpa ragu ia melaksanakan perintah manusia mungil itu. Begitu memasuki telinga Dewa Ruci, Bima merasa seakan-akan berada di alam kosong, dst,,,,dst...

Kemudian, tanpa disadarinya, Dewa Ruci yang gaib dan agung itu lenyap dari mata batinnya. Bima tersadar. Tahulah Bima bahwa dia telah menemukan apa yang harus dicarinya, vaitu tirtha prawidhi, air suci atau air kehidupan, perlambang hakikat dirinya dan hakikat alam semesta.

*****

Bagi orang Jawa Bima adalah lambang kesejatian manusia / laki-laki. Di rumah-rumah Jawa “Joglo” tempo doeloe biasa dipasang gambar besar atau wayang Bimasena dibelit ular naga, yang sedang dicekik dan ditusuknya dengan kuku Pancanaka.

Bagi para penganut Kejawen lakon tersebut melambangkan kepercayaan "Manunggaling Kawula-Gusti". Atau, dalam bahasa Tassawuf /Sufi, disebut "Ma'rifatullah". Perlu diketahui bawa lakon "Bimasuci" ini digubah oleh "mbah Ahmad Mutamakkin", seorang ulama Sufi dari tanah perdikan "Kajen", Pati, Jawa Tengah.  

*****

Wassalaam, seoga bermanfaat.

 Refensi:https://wayang.wordpress.com/2010/07/20/pandawa-2-bima-werkudara-bimasena-bratasena-abilawa/

http://nukilan.com/2006/09/20/raden-bratasena-atau-bima-atau-wrekodara.htm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun