Mohon tunggu...
Suta Wreda
Suta Wreda Mohon Tunggu... -

(QS 103) - saling berpesan dalam kebenaran dan dalam kesabaran."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membaca Al Quran untuk Apa?

9 Mei 2016   16:22 Diperbarui: 9 Mei 2016   17:34 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari-hari ini telah dicanangkan suatu gerakan “Nusantara Mengaji” oleh sejumlah kalangan islam. Kata “mengaji” itu dengan sendirinya dikaitkan dengan membaca al Quran. Tdak jauh beda dengan tradisi sebelumnya membaca al Quran itu  dilakukan denga cara-cara: “khataman” menamatkan bacaan 30 juz untuk setiap orang, “tadarusan” menamatkan bacaan itu secara bergantian dan sambung-menyambung, “tilawah” membaca dengan qiraat atau lagu sebagus mungkin.

Mereka umumnya memang penganut Islam tradisional. Membaca al Quran itu dengan harapan mendapat pahala sorga, “safaat”, dan “fadlilah”. Dasarnya hadis-hadis semata, di antaranya seperti:

Dari Abdullah Bin Mas’ud Ra. beliau berkata : Berkata rasullah SAW. Barangsiapa membaca satu huruf dari Al Qur’an maka ia dapat 1 pahala dan pahala itu akan diganda 10 kali lipat. saya tidak mengatakan “ Alif Lam Mim “ itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf dan Lam satu huruf dan Mim satu huruf .
 ( HR. termizi . Kitab Sunan Termizi jilid XI halaman 34 )

Jelas, bahwa membaca satu alif saja dapat pahala, sedangkan alif itu tidak ada artinya atau kita tidak tahu artinya.
 Maka berlomba-lombalah mereka untuk membaca al Quran dalam bahasa dan huruf Arab, sebanyak-banyaknya, kapan saja dan di mana saja. Dan, nyaris tanpa peduli akan arti da maknanya.  

Karenanya mereka meminggirkan waktu dan tenaga untuk hajat hidup yang aktual.

Al Quran sendiri telah dengan jelas menyebutkan:
"(ini adalah) sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran." ( Q.S. Shood : 29 )

Dampak dan kibatnya dalam kurun sejarah adalah kemerosotan peradaban, kebudayaan, dan moral; sampai ke titik nadir: ISIS, Bokoharam, Al Sabab, Abu Sayyaf, dsb.

Kemajuan dan kemunduan dunia Islam tergantung kemampuan manusianya menafsirkan Al Quran.

Wassalam, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun